2. Geert Wilders di Panggung Politik
Partai Kebebasan Anti-Islam Wilders memegang pengaruh politik yang besar. Partainya sekarang merupakan partai ketiga terbesar di parlemen dengan 24 kursi setelah pemilihan Juni 2010 ketika tidak ada satu partai pun yang memenangkan mayoritas. Itu menempatkan Wilders di posisi kingmaker, dan dia setuju untuk mendukung koalisi Demokrat-Kristen minoritas-Kristen dengan imbalan konsesi tentang imigrasi dan kebijakan sosial.
3. Ingin Kurangi Peran Ratu
Pengaruhnya meluas ke kebijakan domestik dan luar negeri. Di rumah, ia telah mendorong untuk melarang burqa dan menghadapi cadar, menghentikan imigrasi Muslim dan pembangunan masjid, dan meningkatkan pengeluaran untuk orang tua.
Dia juga ingin Belanda memangkas bantuan asing, menghindari operasi militer dalam konflik seperti Afghanistan dan Libya, dan mencegah Turki bergabung dengan Uni Eropa.
Sebagai populis, ia cepat melompat pada isu-isu panas mulai dari peran monarki (ia ingin mengurangi kekuatan politik ratu) hingga bonus bankir (partainya mengusulkan pajak 100 persen yang bersifat menghukum atas imbalan semacam itu).
4. Menyamar Ketika Berpergian
Pandangan terang-terangannya tentang Islam telah mendorong ancaman kematian, dan selama bertahun-tahun ia harus pindah di antara berbagai rumah aman dan menggunakan samaran seperti wig dan kacamata ketika bepergian. Dia sekarang tinggal dengan pengawal di rumah yang aman.
25.1_inter_GeertWilders
5. Didukung Kaum Kulit Putih Kelas Menengah
Pendukung Wilders cenderung didominasi oleh kelas menengah kulit putih Belanda yang merasa bahwa imigrasi telah berjalan terlalu jauh.
Dia telah berhati-hati untuk menjauhkan diri dari kelompok-kelompok sayap kanan lainnya di Eropa, khususnya Partai Nasional Inggris (BNP) dan Jean-Marie Le Pen.
Pemimpin politik arus utama cenderung untuk menghindarinya, dan AS jelas menganggapnya sebagai ancaman terhadap kehadiran internasional Belanda seperti yang ditunjukkan oleh kabel WikiLeaks.