Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rusia Tuduh Pihak Asing Rencanakan Serangan Kimia Suriah

image-gnews
Petugas medis Suriah melakukan latihan bagaimana memberikan pertolongan pada korban serangan kimia  di Gaziantep, Turki, 20 Juli 2017. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia dimaksudkan untuk mempersiapkan tenaga medis Suriah menghadapi serangan senjata kimia. REUTERS/Murad Sezer
Petugas medis Suriah melakukan latihan bagaimana memberikan pertolongan pada korban serangan kimia di Gaziantep, Turki, 20 Juli 2017. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia dimaksudkan untuk mempersiapkan tenaga medis Suriah menghadapi serangan senjata kimia. REUTERS/Murad Sezer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa sekelompok militan, yang telah dilatih oleh Olive Group, berencana untuk melakukan serangan senjata kimia di Idlib, Suriah.

Dilansir dari Sputniknews, 27 Agustus 2018, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayjen Igor Konashenkov, mengatakan menurut informasi yang diterima oleh Lembaga Rusia untuk Rekonsiliasi Suriah dari penduduk setempat, agen spesialis berbahasa asing tiba di pemukiman Habit, yang terletak di selatan dari Zona eskalasi Idlib, untuk melakukan "serangan senjata kimia" menggunakan rudal berisi gas klorin.

Baca: OPCW Pastikan Senjata Kimia Digunakan di Suriah

Selama serangan senjata kimia yang terjadi di Suriah, orang-orang berpakaian seperti White Helmets (Relawan medis Suriah) sebagai bagian dari rencana untuk memfilmkan klip video untuk Timur Tengah dan media berbahasa Inggris.

Di daerah berpenduduk paling padat Kafr Zita, persiapan sedang dilakukan untuk sekelompok warga yang dibawa dari utara provinsi untuk berpartisipasi dalam skenario "serangan" senjata kimia dan bom yang akan dituduhkan terhadap pasukan pemerintah Suriah, untuk kemudian bantuan dari "White Helmets" akan tiba untuk membantu evakuasi dan merekam video untuk disebar ke Timur Tengah dan media berbahasa Inggris

Para korban yang terkena serangan gas di desa Kfar Zeita di provinsi tengah Hama (23/5). Aktivis oposisi Suriah mengatakan gas klorin berada di jalan-jalan desa, yang diduga kampanye senjata kimia oleh Presiden Bashar al-Assad. REUTERS/Badi Khlif

Konashenkov menegaskan bahwa dengan cara ini, provokasi besar sedang dipersiapkan di Suriah yang melibatkan penggunaan zat beracun untuk destabilisasi masyarakat dan mengganggu proses perdamaian yang sedang berlangsung.

"Ada rencana untuk meluncurkan roket pembawa zat beracun di pemukiman Kafr Zita, terletak 6 kilometer di selatan Habit, dalam dua hari," kata Konashenkov, menyatakan pada Sabtu 25 Agustus.

Baca: Palestina Resmi Ratifikasi Konvensi Senjata Kimia

Sementara perusahaan kontraktor militer Inggris, Olive Group, membantah tuduhan bahwa mereka telah menyiapkan sekelompok militan untuk melancarkan serangan senjata kimia di provinsi Idlib barat Suriah.

"Olive Group tidak memiliki keterlibatan," Suzanne Piner, direktur pemasaran perusahaan.

Langit Damaskus diterangi api rudal ketika Amerika Serikat melancarkan serangannya ke Suriah, 14 April 2018. Serangan yang diperintahkan oleh Donald Trump terkait penggunaan senjata kimia di Suriah. (AP Photo/Hassan Ammar)

Militer Rusia mengatakan bahwa para militan sedang mempersiapkan untuk menggunakan senjata kimia di Suriah, dan AS dapat menggunakan ini sebagai alasan untuk serangan baru terhadap fasilitas militer Suriah.

Untuk tujuan ini, kapal perusak AS, USS The Sullivan, yang dipersenjatai dengan 56 rudal jelajah telah tiba di Teluk Persia beberapa hari yang lalu, sementara pembom -1 AS yang membawa 24 rudal jelajah AGM-158 JASSM telah dikerahkan di Al Udeid pangkalan udara di Qatar.

Baca: Serangan Senjata Kimia di Douma Suriah, Ini Kisah Saksi Mata

Pada April, sejumlah media oposisi, termasuk White Helmet melaporkan serangan kimia di kota Douma. Tidak ada bukti substansial yang dipresentasikan dan, karena penyelidikan cepat oleh pasukan Rusia menunjukkan, tidak ada jejak zat kimia di daerah itu yang ditemukan. Tapi, seminggu setelah serangan yang dituduhkan, Amerika Serikat, Prancis dan Inggris melakukan serangkaian serangan udara terhadap beberapa fasilitas pemerintah di Suriah yang diduga menyimpan senjata kimia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

4 jam lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

5 jam lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

6 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

13 jam lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

15 jam lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

18 jam lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

19 jam lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024


Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

1 hari lalu

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]
Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

Presiden Boris Yeltsin meninggal di usia 76 tahun tepat pada 23 April 2007 lalu. Jasanya sebagai presiden pertama Russia dikenang oleh rakyatnya.


10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

1 hari lalu

Warga Afghanistan berkumpul untuk naik bus saat mereka bersiap untuk kembali ke rumah, setelah Pakistan memberikan peringatan terakhir kepada migran tidak berdokumen untuk pergi, di halte bus di Karachi, Pakistan 29 Oktober 2023. REUTERS/Akhtar Soomro
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?


Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

2 hari lalu

Jet tempur F-16 Israel menembakkan roket udara-ke-darat 'Rampage'. (Sistem Industri Militer Israel dan Industri Dirgantara Israel)
Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.