Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Militer Rusia dan Turki Tegang Soal Suriah, Putin Turun Tangan

Editor

Budi Riza

image-gnews
Presiden Rusia, Vladimir Putin menyambut kedatangan Presiden Turki  Recep Tayyip Erdogan saat bereada di  Konstantin palace, St.Petersburg, Rusia, 9 Agustus 2016. Erdogan menyebut pertemuan ini sebagai 'menata ulang' hubungan dengan Rusia. AP/Alexei Nikolsky
Presiden Rusia, Vladimir Putin menyambut kedatangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat bereada di Konstantin palace, St.Petersburg, Rusia, 9 Agustus 2016. Erdogan menyebut pertemuan ini sebagai 'menata ulang' hubungan dengan Rusia. AP/Alexei Nikolsky
Iklan

TEMPO.CO, Moskow – Presiden Rusia, Vladimir Putin, turun tangan langsung menangani ketegangan pasukan militer negaranya dengan Turki di Provinsi Idlib, Suriah bagian barat laut.

Baca: 

3 Kapal Perang Rusia ke Suriah Bebaskan Idlib, Turki Meradang

Putin menemui Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, Menteri Pertahanan Hulusi Akar, dan Kepala Organisasi Intelijen Nasional Hakan Fidan.

“Hubungan kita dengan Turki menjadi semakin mendalam dan berarti. Menjadi semakin mendalam di bidang kerja sama ekonomi, dan penanganan sejumlah isu regional,” kata Putin dalam pertemuan yang disiarkan televisi lokal dan dikutip oleh Hurriyet Daily News, Sabtu, 25 Agustus 2018.

Putin juga menyebut hubungan dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, terjadi secara rutin.

Baca: 

Takut Sanksi AS, Bank Swiss Bekukan Aset Rusia Rp 73 Triliun

“Terima kasih atas upaya dari negara kita dengan keterlibatan negara-negara lain yang berkepentingan seperti Iran, kerja sama kita dengan PBB, dengan negara-negara Eropa, dengan Amerika Serikat – kita berhasil melakukan kemajuan serius dalam menyelesaikan krisis Suriah,” kata Putin.

Ahmad Hariri, pengungsi dari Kota Daraa, Suriah, menjahit di gerainya di kamp pengungsian Al-Zaatari di Mafraq, Yordania, dekat perbatasan Suriah, Senin, 30 Juli 2018. Al-Zaatari merupakan kamp pengungsi Suriah terbesar di Yordania. REUTERS/Muhammad Hamed

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara terpisah, Menlu Turki, Cavusoglu, mengatakan,”Solusi militer di Idlib bisa menimbulkan bencana.” Dalam jumpa pers dengan mitranya Menlu Rusia, Sergei Lavrov, Cavusoglu juga mengatakan,”Solusi dengan kekuatan di Idlib akan melemahkan kepercayaan antara Rusia dan Turki begitu juga kepercayaan dari partisipan gencatan senjata,” kata dia.

Baca: 

ISIS Culik 36 Perempuan dan Anak di Suriah

Menanggapi ini, Lavrov mengungkapkan keyakinannya Presiden Turki dan Presiden Rusia akan membicarakan solusi soal ini dengan detil.
“Saat zona deeskalasi dibangun di Idlib, tidak ada satu pihak pun yang akan menggunakannya untuk bersembunyi di balik populasi sipil sebagai tameng," kata dia.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan Turki di Moskow, Rusia, pada Jumat, 24 Agustus 2018. Hurriyet Daily News

Lavrov mengatakan kondisi di Idlib, yang merupakan satu-satunya wilayah yang belum dikuasai pasukan pemerintah Suriah dukungan Rusia dari kelompok pemberontak, berlapis dan meminta ada pemisahan antara kelompok oposisi dengan struktur teroris.

Baca: 

Yordania: Kami Belum Siap Buka Perbatasan dengan Suriah

Konflik di Provinsi Idlib, Suriah, memanas setelah ada kabar militer Rusia mengerahkan tiga kapal perang untuk membombardir pasukan oposisi dukungan Turki. Kabar ini dilansir media Fars News Agency dan Debka File.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

13 jam lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

14 jam lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

15 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

16 jam lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

22 jam lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

1 hari lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

1 hari lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

1 hari lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024


Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

1 hari lalu

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]
Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

Presiden Boris Yeltsin meninggal di usia 76 tahun tepat pada 23 April 2007 lalu. Jasanya sebagai presiden pertama Russia dikenang oleh rakyatnya.


Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

1 hari lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.