TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat, negara yang menjadi sekutu besar Israel, mengalihkan bantuan ekonomi untuk Palestina sebesar US$ 200 juta atau setara dengan Rp 2,92 triliun (kurs Rp 14.587 per dolar Amerika Serikat) untuk proyek di tempat lain. Keterangan tersebut disampaikan pejabat AS yang tak bersedia disebutkan namanya.
"Amerika Serikat memotong bantuan secara drastis ke lembaga PBB urusan pengungsi Palestina, UNRWA, dan mengalihkannya ke proyek di tempat lain," tulis Al Jazeera, Ahad 25 Agustus 2018.
Baca: Turki Kritik Amerika Serikat Potong Bantuan ke Palestina
Sejumlah perempuan Palestina menumpang gerobak untuk ikut serta dalam aksi protes melawan tentara Israel di perbatasan antara Israel dan Gaza, di Jalur Gaza Selatan, Jumat, 24 Agustus 2018. Komisi tertinggi dari unjuk rasa menyerukan penduduk daerah kantong itu bergabung dengan unjuk rasa dan protes mingguan, yang digelar setiap Jumat. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Seorang pejabat senior Amerika Serikat pada Jumat 23 Agustus 2918, mengatakan, Presiden Donald Trump memerintahkan Kementerian Luar Negeri meninjau kembali program bantuan langsung ke daerah pendudukan Tepi Barat dan Jalur Gaza. "Program bantuan itu hendaknya diprioritaskan ke proyek di tempat lain."
Pejabat yang tak bersedia disebutkan namanya itu menambahkan, keputusan tersebut diambil setelah memperhitungkankan tantangan masyarakat internasional yang menyediakan bantuan ke Gaza, kawasan yang dikuasai oleh Hamas. "Daerah ini sedang menghadapi masalah ekonomi luar biasa," ucapnya.Sejumlah petugas medis berusaha membantu seorang demonstran Palestina, Haitham Abu Sabla (23) yang terluka saat tabung gas air mata yang dilepaskan oleh pasukan Israel bersarang di wajahnya selama mengikuti aksi protes menandai Hari Al-Quds, di perbatasan Israel-Gaza di Jalur Gaza selatan 8 Juni 2018. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Sikap Amerika Serikat tersebut ditentang oleh Organisasi Pembebasan Palestina, PLO. Menurut PLO, Amerika Serikat telah menggunakan intimidasi sebagai alat politik murahan. Rakyat Palestina dan kepepimpinannya tidak mudah diintimidasi dan tidak akan menyerah terhadap paksaan.
"Hak rakyat Palestina tidak untuk dijual," kata anggota Komite Eksekutif PLO, Hanan Ashrawi, melalui sebuah pernyataan.
Baca: Amerika Serikat Memotong Bantuan untuk Palestina
Keputusan memotong bantuan untuk rakyat Palestina itu datang di tengah munculnya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza. Di kawasan ini, lebih dari 160 warga Palestina tewas ditembak tentara Israel ketika mereka berunjuk rasa menuntut pengembalian tanah setelah diusir Israel pada 1948.