TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat membuktikan ucapannya dengan memangkas dana bantuan ekonomi ke Palestina senilai lebih dari US$ 200 juta atau setara Rp 2,9 triliun. Pemangkasan ini dilakukan setelah Negara Abang Sam itu memangkas secara signifikan dana kontribusinya pada lembaga yang mengurusi pengungsi, UNRWA.
Dikutip dari aljazeera.com pada Sabtu, 25 Agustus 2018, sumber di pemerintah Amerika Serikat mengatakan Presiden Donald Trump telah memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk mengalihkan program-program pendanaan di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada prioritas-prioritas lain. Sumber itu juga mengatakan keputusan ini diambil atas pertimbangan tantangan yang dihadapi oleh komunitas internasional dalam memberikan bantuan di Gaza, sebuah wilayah yang dikendalikan oleh kelompok Hamas. Kondisi Gaza saat ini mengerikan secara ekonomi dan kemanusiaan.
Baca: Amerika Serikat Memotong Bantuan untuk Palestina
Sebelumnya, Amerika Serikat berencana memberikan dana bantuan sebesar US$ 251 juta atau Rp 3,6 trilun untuk mendirikan pemerintahan bersih, membantu sektor kesehatan, pendidikan dan mendanai masyarakat sipil. Anggaran dana bantuan Amerika Serikat pada 2018 akan berakhir pada 30 September 2018.
Pada saat yang sama, Washington juga memberikan dana bantuan tahunan untuk militer Israel sekitar US$ 3,1 miliar atau setara Rp 45 triulun yang dikucurkan dalam tempo 10 tahun. Bantuan ini disepakati pada era pemerintahan Presiden Barack Obama sebelum dia melepaskan jabatannya.
“Amerika Serikat menggunakan sebuah tindakan pemerasan yang sangat murah sebagai alat politik. Masyarakat Palestina dan pemerintah, tidak akan terintimidasi dan tidak akan menyerah pada pemaksaan ini. Hak-hak masyarakat Palestina bukan untuk dijual,” kata Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Hanan Ashrawi.
Baca: Kongres AS Loloskan RUU Pangkas Dana untuk Palestina Rp 4 Triliun
Menurut Ashrawi, tidak akan ada kemenangan yang abadi dengan melakukan perundungan dan menghukum masyarakat yang berada di bawah pendudukan. Pemangkasan dana bantuan yang dilakukan Amerika Serikat ini, memperlihatkan kejahatan spiritual dalam koalisinya dengan pendudukan Israel.
Amerika Serikat dikatakan Ashrawi adalah sekutu Isreal yang mencuri wilayah dan sumber daya alam Palesina. Sekarang ini Amerika Serikat disebut Ashrawi mengevaluasi kebijakan ekonominya secara keji dengan menghukum masyarakat Palestina yang sudah menjadi korban atas pendudukan ini.
Amerika Serikat memangkas dana bantuan ke Palestina setelah krisis kemanusiaan di Jalur Gaza memburuk. Lebih dari 160 masyarakat Palestina menuntut pengembalian hak-hak mereka atas wilayah yang direbut oleh Israel pada 1948. Pemerintah daerah di Jalur Gaza, yang sejak 2007 dikuasai oleh Hamas, mengatakan Washington telah lama kehilangan kredibilitasnya di kawasan itu.