TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Amnesty International untuk Timur Tengah, Samah Hadid, mendesak Kerajaan Arab Saudi menghentikan hukuman mati terhadap Israa al-Ghomgham dan empat aktivis perempuan lainnya menyusul aksi mereka antipemerintah.
"Hukuman mati terhadap Israa al-Ghomgham akan menjadi sebuah pesan mengerikan bagi aktivis lainnya. Mereka bakal bisa menjadi sasaran atas aksi damai yang dilakukan," kata Hadid melalui sebuah pernyataan di situs website.
Baca: 5 Aktivis Perempuan Arab Saudi Terancam Dipenggal Kepala
Hubungan antara Arab Saudi dan Kanada memanas, usai kritik Kanada terhadap penangkapan aktivis hak wanita di Arab Saudi.
"Dakwaan yang dialamatkan kepada al-Ghomgham terkait dengan unjuk rasa yang dilakukan adalah absurd dan berbau politik," jelasnya.
Israa al-Ghomgham berasal dari kawasan Qatif, daerah kaya minyak di Provinsi Timur, berada di balik jerusi besi selama 32 bulan. Dia tampil di Pengadilan Khusus Kejahatan, SCC, di Ibu Kota Riyadh, untuk menerima dakwaan atas perbuatannya.
Di depan majelis hakim pengadilan, jaksa penuntut umum menuntut hukuman mati bersama dengan enam terdakwa lainnya, termasuk Ghomgham dan suaminya, Moussa al-Hashem, yang ditangkap di sebuah rumah dalam operasi penggerebekan oleh pasukan keamanan Saudi pada Desember 2015.Seorang perempuan tersenyum saat akan mengendarai mobilnya di Al Khobar, Arab Saudi, Ahad dinihari, 24 Juni 2018. Hari ini merupakan hari pertama perempuan di Arab Saudi diperbolehkan mengemudi secara resmi. REUTERS/Hamad I Mohammed
"Arab Saudi adalah salah satu negara algojo hukuman mati terbesar di dunia. Dunia tidak bisa mengabaikan rekaman hukuman mengerikan. Kami meminta kepada komunitas internasional memberikan tekanan kepada Arab Saudi agar mengakhiri hukuman mati. Eksekusi mati adalah pelanggaran hak asasi, hukum dan standar internasional," ujar Hadid.
Baca: Arab Saudi Tuntut Hukuman Mati 5 Aktivis Perempuan
Riyadh, akhir akhir ini, meningkatkan penangkapan dan penuntutan terhadap para aktivis hak asasi manusia. Para pejabat Arab Saudi juga mengintensifkan langkah keamanan di Provinsi Timur yang berpenduduk padat dan kaya minyak.