TEMPO.CO, Jakarta - ISIS kerapkali melakukan teror dengan serangan bom bunuh diri dan sejumlah negara yang pernah diteror ISIS antara lain Afganistan, Pakistan dan Rusia, memberikan kejutan bahwa ISIS bergerak secara bawah tanah dan di tempat tak terduga. Bahkan ISIS juga mulai menyasar para wartawan. Berikut ini adalah serangan mematikan ISIS di Rusia, Pakistan dan Afganistan.
1. Bom Bunuh Diri di Stasiun Metro Saint Petersburg, Rusia.
Teror bom ISIS di stasiun metro di Saint Petersburg, Rusia, 3 April 2017.[Radio Free Europe]
Pada 3 April 2017, serangan terjadi di stasiun metro Saint Petersburg oleh seorang pembom bunuh diri yang berasal dari Kyrgyzstan.
Dilansir dari CNN, 21 Agustus 2018, Komite Investigasi Rusia mengatakan pembom bernama Akbarzhon Jalilov, 22 tahun, yang sebelumnya diidentifikasi oleh otoritas Kirgistan sebagai warga negara Rusia yang lahir di Kyrgyzstan.
Baca: ISIS Gunakan Anak-anak Serang Kepentingan Rusia di Chechnya
Ledakan terjadi antara stasiun Sennaya Ploshchad dan Tekhnologichesky Institut sekitar jam 2:40 sore waktu setempat. Usai ledakan, bom kedua dengan daya ledak yang lebih besar ditemukan dan dijinakkan di stasiun lain, Ploshchad Vosstaniya, dan diyakini telah ditanam oleh Akbarzhon Jalilov. Total sebanyak 15 orang tewas dalam serangan teror ini, termasuk Jalilov.
"Penyelidik menemukan DNA-nya di tas dengan bom yang ditinggalkan di stasiun metro Ploshchad Vosstaniya," kata para peneliti dalam sebuah pernyataan, yang menambahkan bahwa rekaman CCTV juga digunakan sebagai bukti pendukung.
Dilansir dari New York Post, Akbarzhon Jalilov membawa bom di sebuah ransel yang meledak di kereta. Namun ia meninggalkan bom kedua yang disamarkan sebagai alat pemadam api di stasiun lain, yang berhasil dijinakkan.
Gambar tersangka Akbarzhon Jalilov berjalan di stasiun metro Saint Petersburg ditunjukkan dalam foto selebaran polisi ini yang diperoleh oleh Channel 5 Rusia 4 April 2017. [Channel 5th Rusia / via Reuters]
Sementara seorang Warga negara Kyrgyzstan, Feruza Inakov, dijatuhi hukuman 6 tahun atas perannya merekrut rekan-rekannya untuk bertempur mendukung organisasi teroris Jabhat al-Nusra dan Negara Islam (ISIS).
Inakov dan tujuh orang lainnya ditangkap setelah pencarian yang dilakukan oleh polisi, Garda Nasional dan Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia di Saint Petersburg pada 5 April dan 6 April 2017, dua hari setelah serangan teror bom bunuh diri di stasiun metro Saint Petersburg.