Bertemu Xi Jinping
Selain bicara soal Iran, Trump juga menanggapi soal isu dia bakal bertemu dengan Presiden Cina, Xi Jinping, pada acara KTT Asia Pasifik di Papua Nugini pada November 2018.
Trump bicara dia memiliki hubungan hangat dengan Xi meskipun kemajuan antara kedua negara soal isu perdagangan berjalan lambat.
AS mengalami defisit neraca perdagangan dengan Cina sekitar US$375 miliar atau sekitar Rp5500 triliun pada 2017. Trump meminta Cina mencukur defisit ini sebanyak sekitar US$200 miliar atau sekitar Rp2900 triliun pada 2020, yang ditolak Beijing.
Baca:
Masih Tegang dengan Trump, Erdogan Bilang Bakal Lawan Terus
Presiden Donald Trump bersalaman dengan Presiden Cina Xi Jinping, saat upacara penyambutan di Beijing, Cina, 9 November 2017. REUTERS/Thomas Peter
Kedua negara saat ini terlibat perang dagang terbuka dengan AS dan Cina masing-masing mengenakan kenaikan tarif impor untuk impor sejumlah produk senilai US$50 miliar atau sekitar Rp729 triliun. Trump mengancam bakal mengenakan kenaikan tarif impor untuk sekitar US$500 miliar impor dari Cina jika permintaannya tidak dipenuhi. Beijing menyebut tindakan Trump ini sebagai proteksionisme dan bully serta telah mengadukannya ke WTO.
Trump mengaku tidak memiliki batas waktu soal penyelesaian perang dagang dengan AS ini. “Saya seperti mereka, saya punya pendangan yang jauh,” kata dia.