TEMPO.CO, Jakarta - Syed Saddiq bin Syed Abdul Rahman, 25 tahun, menyapa Tempo dengan mengucapkan salam. Senyumnya masih mengembang meski waktu sudah menunjukkan pukul 21.00.
Pada Minggu, 19 Agustus 2018, Saddiq berpenampilan sporty dengan mengenakkan sepatu keds, celana hitam, kaos oblong yang dipadu jaket sporty berwarna hitam.
Saddiq menjadi sorotan dunia saat Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad, menunjukkan menjadi menteri pemuda dan olahraga Malaysia. Dengan bahasa melayu, Saddiq mengatakan kementerian ini bukan kementerian yang bisa membuatnya berleha-leha.
Salah satu permasalahan pelik yang dihadapinya adalah fenomena sebagian anak-anak muda Malaysia yang terlilit utang. Baginya, ini adalah sebuah permasalahan yang harus segera dipecahkannya.
Sebelumnya thestar.com.my pada 15 Agustus 2018 mewartakan sekitar 64.632 masyarakat Malaysia berusia 18 tahun - 44 tahun, dinyatakan pailit dalam lima tahun terakhir. Kepala Kabinet Malaysia, Liew Vui Keong, mengatakan angka ini telah menyentuh rekor tertinggi dibanding catatan pada 2014 dengan total 13.098 kasus pailit.
Baca: Syed Saddiq Ingin Malaysia Kurangi Pekerja Asing
Kasus kalangan muda pailit dipicu oleh sejumlah penyebab di antaranya gaya hidup mewah dan kegagalan dalam membangun usaha.
"Kami perlu mencari penyelesaian dan saya tekankan ini isu yang sangat dekat dengan anak muda. Banyak yang ingin menjadi usahawan muda, tetapi tidak ada tempat. Untuk itu, saya usahakan dengan kementerian keusahawanan agar ada dana khusus bagi usahawan muda, dananya bisa sampai bermiliaran mungkin. Namun pada masa yg sama, kami ingin agar anak muda jangan sampai jatuh ke gaya hidup bermewah-mewah," kata Saddiq, 19 Agustus 2018.
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq. TEMPO/M Taufan Rengganis
Baca: Jadi Menteri Termuda, Ini Alasan Syed Saddiq Tolak Beasiswa
Dalam wawancara dengan Tempo, Saddiq mengatakan anak-anak muda Malaysia sebaiknya tidak bergaya hidup boros. Ketika mereka memiliki penghasilan yang agak berlebih, Saddiq tidak menyarankan untuk bersifat konsumtif dengan membeli mobil baru atau rumah mewah yang pada akhirnya akan menyulitkan mereka saat membayar.
Untuk memberikan contoh, Saddiq pun mengaku selama ini penghasilannya lebih banyak dialokasikan untuk menabung, termasuk gajinya sebagai menteri. Dia pun memilih penerbangan kelas ekonomi setiap kali bepergian ke luar negeri.
Malaysia melalui Departemen Kepailitan berkomitmen untuk membangun kesadaran terkait kepailitan kepada masyarakat. Badan-badan pemerintah lainnya akan ikut dikerahkan menyelesaikan permasalahan ini. Lembaga penyuluhan kredit dan pengelolaan utang atau AKPK di bawah koordinasi Bank Negara Malaysia, akan menjalankan inisiatif pendidikan keuangan untuk mengurangi kasus-kasus masyarakat Malaysia yang mengalami pailit setiap tahunnya.
Hal lain yang menjadi prioritas Saddiq dalam kepemimpinannya, dia ingin bisa mengurangi angka pengangguran yang semakin tinggi. Caranya dengan membangun sistem pendidikan yang lebih baik yang fokus pada program before 40 atau sebelum seseorang mencapai usia 40.