TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan dia tidak berusaha memberangus kritik dengan mencabut akses keamanan tingkat tinggi dari bekas direktur lembaga intelijen CIA, John Brennan.
Baca:
Eks Bos CIA Brennan Tuding Trump adalah Seorang ...
Senator Amerika Minta Trump Cabut Akses Keamanan Bekas Bos Intel
Trump menyampaikan bantahan ini kepada media di Gedung Putih menyusul tudingan Brennan bahwa Trump menggunakan kekuasaannya sebagai Presiden untuk menghambat kebebasan berpendapat dengan mencabut akses keamanan dirinya.
“Tidak ada pemberangusan. Yang terjadi saya malah memberinya suara yang lebih besar,” kata Trump kepada media seperti dilansir Reuters, Jumat, 17 Agustus 2018 waktu setempat.
Trump melanjutkan,”Banyak orang tidak kenal siapa dia (Brennan), dan sekarang dia punya suara yang lebih besar. Dan itu tidak apa-apa bagi saya karena saya suka menanggapi suara-suara seperti itu. Saya tidak pernah menghormatinya.”
Lewat Twitter, Trump bertanya apakah ada orang yang memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dibuat Brennan saat masih menjabat direktur CIA.
John Brennan. REUTERS/Gary Cameron
“Dia akan tercatat dalam sejarah sebagai yang terburuk. Sejak pensiun, dia telah menjadi tidak kurang dari pada seorang bermulut besar, berpolitik praktis, yang tidak bisa dipercaya bisa menyimpan rahasia-rahasia negara kita.”
Baca:
Eks Bos CIA Brennan Sering Mengkritik, Trump Cabut Akses Keamanan
Menanggapi Trump, John Brennan menyayangkan pencabutan akses keamanan dirinya.
“Fakta dia menggunakan akses keamanan dari seorang bekas direktur CIA sebagai bidak dalam strategi hubungan publik saya pikir itu merefleksikan seseorang yang sedang, saya tidak ingin menggunakan istilah ini, mabuk kekuasaan. Dia seperti itu dan saya pikir dia menyalahgunakan kekuasaan dari kantor kepresidenan,” kata Brennan dalam wawancara dengan MSNBC seperti dilansir CNN, Sabtu, 18 Agustus 2018.
Brennan menambahkan Amerika sedang mengalami krisis akibat kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan Trump dan yang akan dilakukannya. Dia bertanya kepada para politikus Partai Republik apakah mereka akan diam saja melihat perilaku Trump selama ini.
Soal akses keamanan ini, Presiden Trump menambahkan dia sedang mempelajari daftar nama individu yang akses keamanannya akan dikaji ulang. Salah satunya, kata Trump, adalah Bruce Ohr, yang pernah menjabat sebagai pejabat di divisi kriminal di kementerian Kehakiman AS.
Ohr dikabarkan melakukan kontak dengan Christopher Steele, yang merupakan bekas agen intelijen Inggris yang membuat dokumen berisi tuduhan soal adanya kemungkinan tim kampanye Trump berkolusi dengan Rusia untuk memenangkan pemilihan Presiden 2016. Dokumen ini menjadi salah satu alasan dimulainya investigasi FBI mengenai keterlibatan Rusia untuk memenangkan Trump.
Baca:
Gina Haspel, Direktur Perempuan Pertama CIA Pilihan Trump
Eks Direktur CIA Sebut Trump Narsis dan Pendendam Soal Yerusalem?
Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah membantah tuduhan ini dan mengatakan tidak tahu menahu ada orang Rusia yang mencoba membantu Trump dalam pilpres AS 2016.
Saat ini, penasehat khusus Robert Mueller sedang memimpin pengusutan kasus ini dan mulai menuntut bekas manajer kampanye Trump di pengadilan meski dalam kasus terkait penipuan dan penggelapan finansial.