TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ghana, Nana Akufo-Addo mengumumkan duka mendalam atas meninggalnya Kofi Annan, mantan Sekretaris Jenderal PBB hari Sabtu, 18 Agustus 2018 di usia 80 tahun.
Sebagai ungkapan berkabung atas kehilangan diplomat kawakan Ghana tersebut, presiden Akufo-Addo memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang selama seminggu di seluruh negeri dan di seluruh kantor misi diplomatik Ghana di seluruh dunia.
Baca: Mantan Sekjen PBB Kofi Annan Meninggal di Swiss
Akufo-Addo menyebut Annan sebagai salah satu teman sebangsa yang terbesar Ghana.
"Kofi Annan merupakan yang pertama dari sub-Sahara Afrika yang menempati jabatan mulia ini. Dia membawa kemasyhuran kepada negara kami dengan jabatan ini dan melalui kepemimpinannya di arena global," ujar pernyataan resmi pemerintah Ghana seperti dilansir dari Reuters.
Uskup Agung Desmond Tutu (tengah), Utusan PBB Liga Arab Suriah Lakhdar Brahimi (kanan), dan mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan saat tiba di Stadion FNB di Afrika Selatan, (10/12). Kehadiran mereka di Afsel untuk ikut upacara peringatan Nelson Mandela. (AP Photo/SABC Pool)
Kofi Annan meninggal hari Sabtu, 18 Agustus 2018 karena penyakit yang dideritanya. Diplomat kawakan asal Ghana meninggal di Bern, Swiss.
Baca: Tekan Suriah, Annan Temui Assad
Menurut keluarga, Sekretaris Jenderal ke 7 periode 1997-2006 ini meninggal dalam damai setelah menderita penyakit beberapa saat.
"Ini kesedihan besar bahwa keluarga Annan dan Kofi Annan Foudnation mengabarkan Kofi Annan, mantan Sekretaris Jenderal PBB dan peraih Nobel Perdamaian, meninggal dalam damai pada hari Sabtu 18 Agustus setelah menderita penyakit," demikian pengumuman dari akun Twitter Annan.