TEMPO.CO, Jakarta - Belasan bekas pejabat senior intelijen mengkritik keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mencabut akses keamanan dari bekas Direktur Central Intelligence Agency, John Brennan.
Baca:
Eks Bos CIA Brennan Tuding Trump adalah Seorang ...
Senator Amerika Minta Trump Cabut Akses Keamanan Bekas Bos Intel
Brennan bertugas pada era pemerintahan Presiden Barack Obama pada 2013 -- 2017. Brennan merupakan salah satu pimpinan lembaga intelijen yang menandatangani dokumen penilaian soal adanya intervensi Rusia pada pemilihan Presiden AS 2016. Dokumen yang dibuat pada Januari 2017 itu menyatakan intervensi Rusia berusaha memenangkan Trump sebagai Presiden dan mengalahkan Hillary.
Para bekas pimpinan intelijen ini menyebut keputusan pencabutan akses keamanan Brennan diambil berdasarkan pertimbangan yang buruk dan belum pernah terjadi sebelumnya. CNN melansir semua direktur CIA sejak George Tenet, yang bertugas pada 1996, menandatangani surat pernyataan ini.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Robert Mueller. REUTERS/Carlos Barria, Foto/nymag.com
“Kami semua setuju bahwa tindakan Presiden terkait John Brennan dan ancaman serupa terhadap bekas pejabat lainnya tidak terkait dengan siapa yang boleh atau tidak boleh memegang akses keamanan – tapi ini terkait sepenuhnya dengan upaya untuk menghambat kebebasan berpendapat,” dalam pernyataan bersama pada Kamis, 16 Agustus 2018 waktu setempat.
CNN melansir para pejabat ini seperti bekas direktur CIA, bekas deputi direktur CIA, dan bekas direktur intelijen nasional.
Baca:
Eks Bos CIA Brennan Sebut Trump Mabuk Kekuasaan, Amerika Krisis
Eks Bos CIA Brennan Sering Mengkritik, Trump Cabut Akses Keamanan
Mereka juga menyatakan belum pernah melihat persetujuan pemberian akses keamanan atau pencabutannya digunakan sebagai alat politik seperti halnya dalam kasus ini.
“Selain itu, tindakan ini jelas merupakan sinyal kepada bekas dan pejabat yang masih bertugas. Dan ini tidak tepat dan sangat disayangkan,” begitu isi pernyataan ini.
Salah satu penandatangan yaitu bekas direktur CIA dan National Security Agency, Michael Hayden, mengatakan tidak sulit baginya untuk menandatangani pernyataan ini.
John Brennan. REUTERS/Jason Reed/Files
“Menggunakan isu akses keamanan untuk menghukum lawan jelas tidak layak meskipun kami akui Presiden memiliki otoritas absolut untuk urusan ini,” kata Hayden. “Ini hal buruk bagi kesehatan Republik Amerika dan kesehatan debat di Amerika.”
Baca:
Gina Haspel, Direktur Perempuan Pertama CIA Pilihan Trump
Eks Direktur CIA Sebut Trump Narsis dan Pendendam Soal Yerusalem?
Menurut media Axios, selain pimpinan intelijen, ada sekitar 60 bekas pejabat intelijen Amerika Serikat yang mengkritik keputusan Presiden Trump terkait pencabutan akses keamanan tingkat tinggi dari bekas direktur lembaga intelijen CIA, John Brennan.
Ke 60 orang ini mengeluarkan pernyataan bersama.
“Kami semua meyakini sangat penting untuk melindungi informasi rahasia dari pengungkapan yang tidak memiliki otorisasi. Tapi kami juga merasa sangat yakin bekas pejabat pemerintah memiliki hak untuk mengekspresikan pandangan mereka yang bukan rahasia mengenai apa yang mereka lihat sebagai isu keamanan nasional penting tanpa perlu merasa takut saat melakukannya,” begitu bunyi pernyataan bersama ini seperti dilansir media Axios, Sabtu, 18 Agustus 2018.
Mereka juga menyatakan tanda tangan mereka dalam pernyataan ini tidak berarti mereka menyetujui opini yang diekspresikan Brennan dan caranya.
Mereka ini seperti Jeremy Bash, yang merupakan bekas pejabat CIA dan bekas kepala staf di kementerian Pertahanan. Lalu ada Bob Flores, bekas kepala Teknologi CIA, dan Kent Harrington, yang merupakan bekas pejabat intelijen nasional untuk Asia Timur dan direktur CIA Urusan Umum.
Dan ada Greg Vogel, bekas deputi direktur CIA bidang Operasi, John Nixon, yang merupakan bekas analis, dan George Little, bekas juru bicara CIA dan kemenhan AS.