TEMPO.CO, Jakarta - Dua masjid di Birmingham, Inggris dilempari bola-bola baja dengan menggunakan ketapel berdaya lontar besar sehingga merusak kaca jendela masjid.
Masjid Qamaral di Fosbrhooke Road, Small Health yang pertama kali dihujani bola-bola baja dan sekitar 20 menit kemudian giliran masjid Al-Hijrah di Hob Moor Road dilempari bola-bola baja.
Baca: Serangan ke Masjid London Kejutkan Muslim Setempat
Peristiwa yang belum diketahui pelakunya dan motifnya terjadi saat berlangsung sembahyang pada hari Rabu, 15 Agustus 2018 jam 10 malam.
Polisi bersenjata dikerahkan ke dua masjid yang dilempari bola-bola baja.
"Pengerahan ini untuk pencegahan," ujar seorang polisi melalui akun Twitternya, seperti dikutip dari Al Jazeera, 16 Agustus 2018.
Polisi menganggap lemparan bola-bola baja ini berpotensi membunuh orang.
Baca: Inggris Akan Bangun Masjid Khusus Perempuan Pertama di Eropa
Sehari setelah peristiwa itu, polisi melakukan penyelidikan yang dianggap sebagai kejahatan kebencian.
Last night 2 mosques attacked by metal ballbearings, one of them being a BahuTrust affiliated mosque. Whilst we don’t fully know the motives yet, these ballbearings are the size of marbles - potential to kill.
IklanScroll Untuk MelanjutkanHuge thanks to @firearmsWMP and police colleagues for their response pic.twitter.com/RyiqZAZ4ya
— Bahu Trust UK (@bahutrustuk) August 16, 2018
Tell MAMA UK, pemantau kejahatan kebencian di Inggris mengutuk keras serangan ketapel ke dua masjid itu.
Serangan bola baja terhadap 2 masjid di Birmingham bertepatan dua hari setelah penangkapan seorang pria berusia 29 tahun asal Birmingham atas tuduhan melakukan kejahatan terorisme.
Baca: Suhu 0 Derajat, Masjid di Inggris Buka Pintu untuk Tunawisma
Tuduhan terorisme dijeratkan padanya setelah pria tersebut menabrakkan mobilnya ke arah pembatas keamanan parlemen Inggris di London pada hari Selasa, 14 Agustus 2018.
Naveed Sadiq yang saat peristiwa pelemparan bola-bola baja ke arah Masjid Al-Hijrah sedang bersembahyang, merasa serangan itu kemungkinan terkait dengan kasus penangkapan pria di London tersebut.