TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Hungaria akan menghentikan pendanaan kuliah jurusan gender yang diajarkan di sejumlah universitas di Hungaria. Kepala Staf Perdana Menteri Hungaria, Gergely Gulyas, beralasan keputusan itu dilakukan karena sedikitnya angka mahasiswa yang mendaftar. Namun banyak pihak menilai keputusan ini menjelaskan secara terbuka ideologi pemerintah.
"Pemerintah Hungaria memiliki pandangan yang jelas bahwa manusia terlahir sebagai laki-laki atau perempuan. Mereka menjalani hidup dengan pemikiran terbaik. Namun dibalik ini semua, Hungaria tidak ingin menghabiskan uang masyarakat dalam pendidikan di area ini," kata Gulyas, seperti dikutip RT.com pada Rabu, 15 Agustus 2018.
Sebelumnya Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, pada Juli 2018 mengatakan perubahan besar di bidang budaya dan intelektual di Hungaria sedang terjadi. Orban sudah tiga periode terpilih menjadi Perdana Menteri Hungaria.
Gulyas mengatakan mereka yang sudah mendaftar kuliah ini bisa menyelesaikan pelajaran. Sebab pemerintah akan menghentikan pendanaan kuliah ini terhitung untuk tahun ajaran 2019.
Baca: Indonesia Jadi Contoh Penerapan Kesetaraan Gender
Gerakan melawan kuliah jurusan gender adalah salah satu kebijakan perubahan pemerintah Hungaria yang sangat spesifik. Gerakan pemerintah lainnya adalah mengurangi independensi Akademi Ilmu Pengetahuan Hungaria dalam mengalokasikan dana bidang penelitian umum.
Jurusan gender diajarkan di Universitas ELTE, sebuah universitas negeri di Hungaria dan Universitas Pusat Eropa, yang merupakan universitas favorit di Hungaria. Keputusan Hungaria ini dengan cepat menuai protes, khususnya dari fakultas ilmu sosial ELTE.
Baca: Sri Mulyani: Kesetaraan Gender Harus Dimulai Sejak PAUD
"Kami melihat langkah pemerintah ini mengkhawatirkan karena proposal ini ditujukan untuk menutup kuliah yang berhubungan dengan hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan, ketidaksetaraan gender, masalah keluarga dan demografi," kata Gabor Juhasz, Dekan Universitas ELTE.
Juhasz belum bisa memberikan data berapa jumlah mahasiswa Hungaria yang mendaftar kuliah gender di tempatnya pada tahun ini. Pada 2017, pihaknya menargetkan 18 mahasiswa mendaftar program pasca-sarjana jurusan ini, tetapi hanya 10 mahasiswa yang mendaftar.
REUTERS | RT | ALISHA ULFAH FIRDIANI