TEMPO.CO, Washington - Biro Penyelidik Federal FBI memberhentikan agen senior Peter Strzok, yang sebelumnya merupakan anggota tim investigasi pimpinan Robert Mueller soal dugaan intervensi Rusia pada pemilihan Presiden AS 2016.
Baca:
Tim Mueller Panggil Paksa, Begini Cara Trump Menghadapi
Trump Serang Mueller, Sebut Ada Konflik Kepentingan Pribadi
Nama Strzok, 48 tahun, muncul kepermukaan setelah tim inspektorat dari kementerian Kehakiman AS menggelar investigasi dan menemukan sejumlah pesan teks bernada anti-Trump dari 2016 di ponsel Samsung milik Strzok.
Tim investigasi ini diturunkan atas desakan Presiden Donald Trump, yang merasa investigasi FBI mengenai dugaan kolusi tim kampanye Trump dengan Rusia telah berjalan tidak adil.
Strzok, yang telah berkarir selama 22 tahun di FBI, mengirimkan pesan itu kepada sesama rekan kerja di FBI yaitu pengacara Lisa Page, yang juga merupakan kekasih gelapnya.
“Strzok merupakan pejabat tinggi ketiga FBI yang diberhentikan sejak Trump menjadi Presiden pada tahun lalu,” begitu dilansir media USA Today, Senin, 13 Agustus 2018 waktu setempat.
Dua pejabat tinggi FBI yang juga diberhentikan adalah Direktur FBI, James Comey, yang diberhentikan Trump pada pertengahan 2017.
Presiden AS, Donald Trump (kiri) dan bekas kepala kontra intelijen FBI Peter Strzok (kanan)
Lalu Deputi Direktur Andrew McCabe, yang diberhentikan Jaksa Agung, Jeff Sessions, hanya beberapa hari menjelang masa pensiunnya sehingga tidak mendapatkan hak keuangan sebagai pensiunan FBI.
Strzok merupakan agen FBI yang memimpin investigasi terhadap dugaan pelanggaran oleh Hillary Clinton karena menggunakan server email pribadi saat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri di kabinet Presiden Barack Obama.
Strzok juga memimpin investigasi FBI terhadap dugaan intervensi Rusia, yang mencoba bekerja sama dengan tim kampanye Trump dengan menawarkan informasi negatif mengenai Hillary Clinton.
Pada musim panas 2017, Strzok dikeluarkan dari tim investigasi Rusia yang dipimpin penasehat khusus Robert Mueller, yang ditunjuk Kementerian Kehakiman.
Baca:
Ini terjadi setelah Inspektur Jenderal Kementerian Kehakiman, Michael Horowitz, menemukan adanya sejumlah pesan teks dari 2016 antara Strzok dan Lisa Page, yang menyudutkan kandidat Presiden Donald Trump.
Trump kerap menyebut pesan teks antara Strzok dan Lisa Page untuk menyerang kredibilitas investigasi pimpinan Mueller dengan menyebutnya bias dan merupakan perburuan penyihir yang penuh rekayasa.
Strzok sempat dipanggil paksa oleh tim komite gabungan DPR AS yang mengawasi jalannya investigasi dugaan intervensi Rusia. Dia mendapat cecaran dari sejumlah anggota DPR asal Partai Republik, yang mendukung Trump.
Dalam sesi itu, Strzok menyatakan isi pesan teks yang dibuatnya tidak berdampak kepada independensi dirinya sebagai seorang penyelidik FBI saat menjalankan tugas.
Agen FBI Peter Strzok di Capitol Hill, Washington, AS, 12 Juli 2018. (AP Photo/Evan Vucci)
Pesan teks antara Strzok dan Lisa Page juga menyebut adanya komunitas rahasia, yang kemudian menjadi bahan pertanyaan anggota DPR AS. Pesan itu berasal dari Page kepada Strzok.
“Apakah Anda akan memberi tahu jadwal kalendar Anda? Sepertinya agak membuat tertekan. Mungkin itu seharusnya hanya menjadi pertemuan pertama komunitas rahasia.’
Berikut ini 4 isi pesan teks Strzok kepada Lisa Page, yang ramai diberitakan:
- “Tidak. Tidak dia tidak akan. Kita akan menghentikannya.” --- Mengenai peluang Trump menjadi Presiden (Agustus 2016).
- “Bagi saya, dan kasus ini, Saya secara pribadi merasa ada urusan yang belum kelar. Saya lampiaskan dengan (investigasi Clinton). Sekarang, saya perlu memperbaikinya dan menyelesaikannya.” (Mei 2017)
- “Saya tahu ini akan berat dari waktu ke waktu. Saya bisa melindungi negara kita di banyak level, tidak yakin jika itu bisa membantu…” – setelah Lisa Page mengatakan Strzok “ditakdirkan untuk melindungi negara ini dari ancaman itu.” (Agustus 2016)
- “Saya ingin meyakini jalan yang kamu hamparkan sebagai pertimbangan di kantor Andi – bahwa tidak akan mungkin dia bakal terpilih – tapi saya takut kita tidak bisa mengambil resiko itu. Ini seperti asuransi jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan semisal kamu mati sebelum berusia 40 tahun.” (Agustus 2016).
Presiden Donald Trump menyambut keputusan FBI dan menyebutnya itu menambah panjang daftar para pemain buruk di Biro Investigasi Federal itu.