TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi militer pimpinan Arab Saudi yang melancarkan serangan ke Yaman akan melakukan investigasi atas serangan udara yang menewaskan 51 orang dalam sebuah bus sekolah. Serangan udara itu dikecam dunia karena 40 dari 51 korban tewas adalah anak-anak yang sedang berwisata.
Stasiun televisi al-Arabiya pada Senin, 13 Agustus 2018, mewartakan sumber di pemerintah Arab Saudi memastikan sebuah investigasi atas insiden ini telah dilakukan. Para pelaku akan dimintai pertanggung jawaban dan keluarga korban akan mendapatkan uang kompensasi.
Baca: Serangan Arab Saudi ke Yaman, Warga Yaman Makamkan 50 Jenazah
Juru bicara kelompok garis keras Houthi mengatakan pihaknya menyambut positif dan siap bekerja sama dengan dunia internasional untuk mengungkap fakta dalam serangan udara ini.
"Serangan ini sangat buruk dan menandai titik terendah kebrutalan perang Yaman," kata Henrietta Fore, Direktur UNICEF, seperti dikutip dari independent.co.uk pada Senin, 13 Agustus 2018.
Baca: Bom yang Menyerang Bus Sekolah di Yaman Buatan Amerika Serikat
Serangan udara di kota Dahyan, provinsi Saada, Yaman pada Kamis, 9 Agustus 2018, ditujukan Arab Saudi untuk menghancurkan sebuah tempat yang digunakan kelompok Houthi meluncurkan rudal ke kota Jizan, sebuah wilayah di perbatasan Arab Saudi-Yaman. Namun serangan itu malah menghantam bus sekolah yang sedang penuh muatan.
Dahyan adalah sebuah kota di Provinsi Saada yang dikuasai oleh kelompok Houthi.
Riyadh mengatakan operasi militer yang mereka lakukan sah dan sejalan dengan undang-undang kemanusiaan. Akan tetapi, sebuah laporan pada 2017 yang diterbitkan tim penilaian gabungan insiden menemukan hanya tiga kesalahan dari total 15 insiden penyerangan yang mereka evaluasi. Padahal ada klaim berulang kali dari kelompok HAM bahwa koalisi pimpinan Arab Saudi gagal mengambil tindakan pencegahan melindungi warga sipil.
Perang Yaman meletup pada awal 2015 setelah kelompok garis keras Houthi menguasai ibu kota Sanaa.