TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan warga Yaman hadiri pemakaman 51 orang korban serangan udara Arab Saudi di Kota Saada, Senin 13 Agustus 2018. "Di antara korban serangan udara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab itu terdapat 40 anak tewas," Al Jazeera melaporkan, Senin.
Sejumlah mobil ditutup warna hijau sebagai simbol warna dalam Islam tampak membawa jenazah dari rumah sakit menuju ke sebuah lapangan luas untuk disalatkan bersama. Selanjutnya jenazah mereka dimakamkan. "Sejumlah tokoh Houthi terlihat di upacara pemakaman."
Baca: Arab Saudi Bom Kantor Kepresidenan Yaman, 6 Orang Tewas
Seorang anak menjadi korban serangan udara di Saada, Yaman, 9 Agustus 2018. REUTERS/Naif Rahma
Mohammed Ali al-Houthi mengutuk pembunuhan massal ini dan menyalahkan Amerika Serikat serta para sekutunya membunuhi anak-anak Yaman.
Saat pemakaman, para peziarah membawa foto 40 anak yang tewas. Sementara Al-Masirah, jaringan televisi pro-Houthi menayangkan kuburan sedang dikeduk untuk menguburkan anak-anak itu.
"Putra saya ke pasar karena tugas rumah, selanjutnya ada serangan musuh dari udara. Dia dihantam pencahan peluruh meriam dan tewas," kata Fares al-Razhi yang memakamkan anaknya berusia 14 tahun.Seorang anak terlantar dari kota Hodeidah membawa saudaranya yang terkena monoplegia, di sekolah yang ditempati pengungsi, di Sanaa, Yaman 22 Juni 2018.[REUTERS/Mohamed al-Sayaghi]
"Demi anak, saya akan membalas Salman dan Mohammed bin Zayed," katanya mengacu kepada pemimpin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Baca: Arab Saudi Perang di Yaman Direstui PBB dan Amerika Serikat
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab didukung persenjataan perang dari Amerika Serikat menggempur Yaman sejak Maret 2015 setelah kedua negara itu memutuskan mengakui pemerintahan Presiden Abu-Rabdu Mansour Hadi. Pada 2014, Hadi dan pasukannya dipaksa keluar dari Ibu Kota Sanna oleh militan Houthi dukungan Iran.