TEMPO.CO, Jakarta - Program kesehatan World Trade Center, Amerika Serikat, mengungkap sebuah fakta mengejutkan. Sekitar 9,795 orang didiagnosis terkena kanker dalam 17 tahun terakhir karena menghirup asap dan debu beracun dalam serangan teror 9/11 atau serangan yang terjadi pada 11 September 2001.
Dikutip dari english.alarabiya.net pada Senin, 13 Agustus 2018, Serangan pada 2001 itu menewaskan 2,973 orang, dan dampak dari serangan itu beberapa tahun kemudian sangat mematikan.
Sejumlah masyarakat di kota Manhattan, Amerika Serikat, atau mereka yang bekerja di area serangan teror, didiagnosa sakit kanker setelah teror itu. Beberapa dari mereka adalah petugas pemadam kebakaran, petugas kepolisian dan tim penyelamat.
Baca: Teror 11 September, Amerika Serikat Tolak Permintaan Arab Saudi
Layar bergambar foto-foto korban tragedi 11 September 2001, dipamerkan di 9/11 Memorial Museum, di New York, Amerika Serikat. AP/Mark Lennihan
Baca: Kerabat Korban Teror 9/11 di Inggris Ingin Klaim Aset Iran
Penyakit mematikan ini merupakan dampak negatif racun di debu yang terhirup. Racun itu berasal dari bahan bakar pesawat yang ditabrakkan ke gedung World Trade Center, asbes, semen dan pecahan kaca.
Menurut riset program kesehatan World Trade Center, lebih dari 1.700 orang meninggal dunia karena dampak menghirup racun pada debu gedung World Trade Center yang hancur. Dari jumlah tersebut, 420 orang meninggal dunia karena didiagnosa kanker.
Tim penyelamat dan petugas yang terlibat proses pemulihan pasca-serangan, berisiko tinggi terkena kanker thyroid, kanker kulit dan kanker kantung kemih.
Program kesehatan World Trade Center memberikan bantuan medis pada kelompok-kelompok dan individu yang terkena dampak serangan teror 9/11.