TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan ribu pengunjuk rasa di Okinawa, Jepang, mendesak agar pemerintah menghentikan rencana relokasi pangkalan militer AS.
Para penentang relokasi itu mengatakan rencana untuk memindahkan Pangkalan Udara Korps Marinir AS Futenma dari daerah yang padat penduduk ke lokasi pantai yang berpenduduk lebih rendah tidak hanya akan menjadi bencana lingkungan tetapi juga mengabaikan keinginan lokal untuk menghapus pangkalan militer.
Baca: Universitas Kedokteran Tokyo Akui Manipulasi Pelamar Perempuan
Para pengunjuk rasa menuntut relokasi pangkalan militer AS selama unjuk rasa di Naha, Prefektur Okinawa, di pulau Jepang Selatan, Sabtu, 11 Agustus 2018. [Koji Harada / Kyodo News via AP]
Dilaporkan Associated Press, 12 Agustus 2018, sekitar 70.000 orang berkumpul pada Sabtu di sebuah taman di ibukota negara bagian Naha dan mengheningkan cipta untuk gubernur Okinawa, Takeshi Onaga, yang meninggal pada Rabu 8 Agustus karena kanker.
Onaga, terpilih pada 2014, telah mempelopori oposisi terhadap relokasi dan mengkritik pemerintah pusat karena mengabaikan suara orang Okinawa. Dia telah mengajukan tuntutan hukum terhadap pemerintah pusat dan mengatakan dia berencana untuk mencabut izin yang dikeluarkan oleh pendahulunya untuk pembangunan pangkalan militer baru.
Baca: Gempa Lombok, 4 Prinsip Keamanan Jepang yang Bisa Dicontoh
Wakil Gubernur Kiichiro Jahana, mewakili Onaga di rapat umum hari Sabtu, mengatakan dia akan menindaklanjuti proses pencabutan izin seperti yang diperintahkan oleh mantan gubernur.
Warga Okinawa mencoba untuk memblokir rencana pemerintah untuk mulai membuang sampah ke Teluk Henoko dalam beberapa hari untuk membuat tempat pembuangan sampah di lokasi pangkalan baru Futenma.
Pada foto Mei 2015 ini, Gubernur Okinawa Takeshi Onaga memperlihatkan spanduk bertuliskan "Tidak untuk pangkalan baru AS di Henoko", saat unjuk rasa menentang pangkalan militer AS, di Naha, Okinawa, Jepang selatan.[Koji Harada / Kyodo News via AP]
Dilansir Reuters, Takeshi Onaga, gubernur Okinawa yang menentang rencana pangkalan udara AS di pulau Jepang selatan, meninggal karena kanker pankreas pada Rabu 8 Agustus di usia 67 tahun.
Baca: Wartawan Jepang dan Italia Disandera Ekstrimis di Suriah
Okinawa, tempat pertempuran berdarah selama Perang Dunia II, menjadi pangkalan bagi pasukan AS di Jepang. Namun banyak penduduk Jepang yang membenci kehadiran pangkalan militer AS.
Pemilihan gubernur akan diadakan dalam waktu 50 hari setelah komisi administrasi pemilihan Okinawa secara resmi menerima surat resmi kematian gubernur Okinawa.