TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengungkapkan rencana untuk membentuk layanan keamanan baru yang akan bertanggung jawab atas kegiatan teror yang diduga didalangi oleh Kolombia.
"Saya telah meminta Kementerian Pertahanan untuk rekomendasi untuk menciptakan departemen layanan keamanan baru untuk melindungi orang-orang kami dari terorisme Kolombia," kata Maduro kepada stasiun televisi yang dikelola negara, seperti dilaporkan Sputniknews, 12 Agustus 2018.
Baca: Lolos Pembunuhan, Nicolas Maduro Tangkapi Oposisi
Hubungan antara kedua negara semakin tegang setelah upaya pembunuhan 4 Agustus terhadap Maduro, yang melukai tujuh tentara Venezuela.
Venezuela menuduh Kolombia, terutama mantan presiden Kolombia Juan Manuel Santos, memiliki peran dalam serangan itu. Selain itu, Venezuela mengatakan menyalahkan Kolombia atas serangan ke depannya yang mungkin terjadi.
Kementerian Luar Negeri Kolombia membantah keterlibatan Bogota dalam upaya pembunuhan terhadap Maduro.
Foto yang diambil dari video yang dirilis Venezolana de Television, Presiden Nicolas Maduro (tengah) tengah menyampaikan pidato saat istrinya Cilia Flores mendongak setelah terkejut melihat ledakan di langit, di Caracas, Venezuela, Sabtu, 4 Agustus 2018.[Venezolana de Television melalui AP]
Sementara dilansir South Cina Morning Post, pemerintah Venezuela telah meminta Interpol untuk menangkap seorang politisi oposisi yang diasingkan di Kolombia dan dituduh terlibat dalam serangan terhadap Presiden Nicolas Maduro.
"Kami mencari red notice untuk Julio Borges," kata Menteri Komunikasi Jorge Rodriguez.
Baca: Upaya Pembunuhan, Maduro Siap Buktikan Keterlibatan Kolombia
Permintaan untuk red notice Interpol menyerukan polisi di negara lain untuk mencari dan menahan sementara tersangka buron di negara lain atas tuduhan percobaan pembunuhan Nicolas Maduro.
Dua pesawat tanpa awak yang berisi bahan peledak terbang ke arah Maduro saat ia menghadiri parade militer di Caracas. Ketika ledakan terjadi, tentara terlihat panik melarikan diri.
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua China, personel keamanan mengamankan Presiden Venezuela Nicolas Maduro selama serangan drone ketika dia berpidato di Caracas, Venezuela, Sabtu, 4 Agustus 2018.[Xinhua via AP]
Pihak berwenang mengatakan mereka menahan 10 tersangka yang mereka tuduh terlibat dengan dukungan dari negara tetangga Kolombia dan dari tokoh-tokoh tak dikenal di Amerika Serikat. Sepuluh orang tidak dikenal lainnya terlibat dan belum ditangkap, kata pemerintah.
Salah satu yang ditahan adalah anggota parlemen oposisi, Juan Requesens, yang ditangkap oleh petugas intelijen di rumahnya pekan ini.
Baca: Detik-detik Serangan Drone Terhadap Presiden Nicolas Maduro
Pemerintah Maduro mengatakan, Requesens sejak itu mengaku telah berkomunikasi melalui pesan online dengan tersangka lain yang ditangkap, pensiunan tentara Juan Monasterios, yang diduga mengaku berpartisipasi dalam serangan itu.
"Mantan legislator Requesens dan Borges terlibat langsung dalam perencanaan dan eksekusi sebagai kaki tangan dan sebagai dalangnya," kata Rodriguez.