TEMPO.CO, Jakarta - Kanada menolak mundur dan akan terus membela para aktivis HAM dan pegiat hak-hak perempuan yang ditahan Kerajaan Arab Saudi. Penolakan disampaikan Kanada setelah Riyadh membekukan perdagangan dan investasi dengan negara itu serta mengusir Duta Besar Kanada untuk Arab Saudi.
"Kami akan berdiri bagi tegaknya HAM di Kanada dan seluruh dunia serta hak-hak perempuan," kata Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland, seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 7 Agustus 2018.
Pada Minggu, 5 Agustus 2018, Riyadh meminta Duta Besar Kanada untuk Arab Saudi angkat kaki dari negara itu dalam tempo 24 jam. Kerajaan Arab Saudi juga melarang adanya aktivitas perdagangan baru dengan Kanada. Masih belum diketahui apakah keputusan ini akan berdampak pada hubungan dagang Arab Saudi-Kanada yang nilainya mencapai US$ 4 miliar atau setara Rp 57 triliun dan kontrak kerja sama bidang pertahanan senilai US$ 13 miliar atau setara Rp 188 triliun.
Baca: Bahrain: Campur Tangan Kanada di Arab Saudi Tak Bisa Diterima
Kemarahan Kerajaan Arab Saudi ini timbul setelah Kanada menyuarakan kekhawatiran mereka atas penahanan para aktivis di Arab Saudi, termasuk aktivis Samar Badawi. Kanada meminta para aktivis tersebut dibebaskan. Namun sikap Kanada itu membuat Kerajaan Arab Saudi kecewa karena dinilai telah mencampuri urusan dalam negeri dan melanggar norma-norma dasar serta protokol internasional.
"Kami akan melanjutkan dorongan kami kepada Kerajaan Arab Saudi untuk menghormati proses dan publikasi untuk kasus-kasus hukum," demikian keterangan resmi Kanada.
Baca: Arab Saudi Usir Dubes Kanada, Batalkan Semua Bisnis Dua Negara
Amnesty International mengatakan reaksi Kanada itu memperlihatkan pentingnya bagi negara-negara Barat agar jangan mau diintimidasi oleh Kerajaan Arab Saudi dengan cara berdiam diri terkait perselisihan pendapat dengan Riyadh.
Menurut Samah Hadid, Direktur Amnesty International untuk wilayah Timur Tengah, Riyadh bukannya mewujudkan reformasi HAM, tapi malah memilih menyerang dengan menghukum para pengkritiknya. Arab Saudi di bawah pemerintahan Raja Salman memiliki rekam jejak bersikap tegas atas kritik negara-negara Barat.