Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terancam Banjir, Rohingya Myanmar Harus Direlokasi ke Tempat Aman

Reporter

image-gnews
Seorang remaja Muslim Rohingya bersiap mengikuti salat Jumat di sebuah kamp pengungsi di Kathmandu, Nepal, 18 Mei 2018. Ribuan warga Rohingya telah meninggalkan negaranya untuk menghindari kekerasan. AP/Niranjan Shrestha
Seorang remaja Muslim Rohingya bersiap mengikuti salat Jumat di sebuah kamp pengungsi di Kathmandu, Nepal, 18 Mei 2018. Ribuan warga Rohingya telah meninggalkan negaranya untuk menghindari kekerasan. AP/Niranjan Shrestha
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengungsi etnis minoritas Rohingya yang saat ini memenuhi kamp penampungan harus segera direlokasi oleh pemerintah Bangladesh ke area-area yang lebih aman. Laporan lembaga HAM, Human Rights Watch atau HRW pada Senin, 6 Agustus 2018, menggaris bawahi para pengungsi itu terancam terkena musibah tanah longsor dan banjir karena musim hujan segara tiba.

Dalam laporan setebal 68 halaman, HRW mengatakan para pengungsi etnis minoritas Rohingya juga berisiko terhadap penyakit menular, penembakan, ketegangan, kekerasan domestik dan seksual dimana acap dialami oleh para pengungsi. HRW melalui laporan itu, menyerukan kepada otoritas berwenang di Bangladesh agar segera memindahkan pengungsi etnis minoritas Rohingnya ke kamp penampungan yang tidak padat dengan tanah datar dan dekat dengan distrik Ukhiya.

"Para pengungsi ini harus memiliki tempat perlindungan yang lebih kuat dan pendidikan yang memadai untuk masa tinggal yang lebih lama," demikian laporan HRW, seperti dikutip dari Reuters pada Senin, 6 Agustus 2018.

Baca: Rohingya: Wawancara Shunlei Tokoh Muda Myanmar

Sejumlah pengungsi Rohingya membangun kembali rumah darurat mereka, sebagai persiapan untuk mendekati musim hujan di kamp pengungsi Kutupalong Rohingya di Kutupalong, Bangladesh, 28 April 2018. (AP Photo/A.M. Ahad)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Di Bangladesh, Pengungsi Rohingya Myanmar Sulit Cari Kuburan

Para pengungsi etnis minoritas Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine, Myanmar untuk menghindari tindak kekerasan terhadap mereka. Sejak Agustus 2017, lebih dari 700 ribu etnis minoritas Rohingya melarikan diri ke melalui wilayah perbatasan Myanmar-Bangladesh. Sekarang ini diperkirakan 626 ribu etnis Rohingya tinggal di kamp pengungsian Kutapalong-Balukhali sehingga menjadikan kamp pengungsian itu terbesar di dunia.

Laporan HRW menyebut, Kutapalong-Balukhali sudah sangat padat. Hal itu diperkuat oleh badan PBB untuk urusan pengungsi, UNHCR, yang menyatakan sekitar 200 ribu pengungsi etnis minoritas Rohingya berisiko terkena musibah banjir bandang dan tanah longsor.

Menanggapi laporan ini, Bangladesh menyatakan akan segera merelokasi sekitar 100 ribu pengungsi etnis minoritas Rohingya ke Bhasan Char, sebuah pulau bakau yang dipenuhi rumput. Namun HTW mengatakan tempat itu tidak cocok karena rentan akan bahaya ombak tinggi dan jika terjadi angin topan tempat itu akan benar-benar tenggelam.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

2 jam lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

2 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

5 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

5 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.


Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

8 hari lalu

Pengungsi etnis Rohingya membawa bantuan paket Lebaran dari Human Appeal Australia di tempat penampungan bekas kantor Imigrasi di Desa Blang Mee, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Selasa, 9 April 2024. Paket Lebaran yang berisi bahan pokok makanan harian itu diberikan kepada 252 jiwa pengungsi etnis Rohingya untuk menyambut Idul Fitri 1445 H di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya


Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

10 hari lalu

Penjaga pantai membawa jenazah kecelakaan kapal migran yang mematikan di di pelabuhan Le Castella, Italia, 27 Februari 2023. Tim penyelamat mengatakan sebagian besar migran berasal dari Afghanistan, serta dari Iran, Somalia, Suriah, dan lainnya. REUTERS/Remo Casilli
Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam


Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

10 hari lalu

Julie Bishop. Reuters
Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.


256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

12 hari lalu

Banjir lahar dingin yang terjadi di Bukit Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Jumat, 5 April 2024. Foto Istimewa.
256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Warga terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi tersebut berasal dari 78 kepala keluarga.


Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

13 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting


5 WNI Terjerat Online Scam di Myanmar

14 hari lalu

Judha Nugraha, Direktur perlindungan WNI & BHI Kementerian Luar Negeri. antaranews.com
5 WNI Terjerat Online Scam di Myanmar

Kementerian Luar Negeri sedang bekerja sama dengan KBRI Yangon dan KBRI Bangkok menangani kasus lima WNI terjerat online scam.