TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesawat era Perang Dunia II, Junker Ju-52, jatuh di pegunungan Alpen Swiss dan menewaskan seluruh orang yang berjumlah 20 orang.
Dilaporkan Reuters, 6 Agustus 2018, Tiga warga Austria dan 17 warga negara Swiss berada di pesawat bermesin tiga JU-52, dibangun pada akhir 1930-an sebagai pesawat militer dan kemudian digunakan untuk mengoperasikan penerbangan wisata dan sewaan.
Baca: Cerita Penumpang Ketika Pesawat Aeromexico Lepas Landas
Pesawat Junker Ju-52 jatuh sekitar pukul 5 sore pada Sabtu 4 Agustus di sisi barat gunung Piz Segnas di kanton Grissons. Pesawat itu dalam perjalanan kembali dari Locarno dekat perbatasan selatan Swiss.
Foto yang dirilis oleh Kepolisian Graubuenden menunjukan puing pesawat Junker Ju 52 setelah jatuh pada Sabtu, 4 2018 di atas gunung Piz Segnas di atas resort Alpine Swiss, Flims, barat barat sekitar 2.540 meter di atas permukaan laut. Semua orang di dalam pesawat yang berjumlah 20 orang tewas.[Polizei Graubuenden via AP]
Polisi mengatakan mereka yang tewas adalah pasangan suami istri dari Zurich, Thurgau, Lucerne, Schwyz, Zug dan Vaud, bersama dengan tiga anggota keluarga dari Austria dan tiga anggota awak dari Thurgau dan Zurich.
"Kemarin adalah hari terburuk dalam sejarah 36 tahun JU-Air," kata Chief Executive maskapai, Kurt Waldmeier.
Namun menentukan mengapa pesawat era Perang Dunia II yang jatuh di Pegunungan Alpen Swiss akan sangat sulit karena pesawat berusia 79 tahun itu tidak memiliki kotak hitam dan sedang melakukan perjalanan di daerah tanpa pembacaan radar, ungkap penyelidik seperti dilansir dari Associated Press.
Baca: Tim Penyelidik: Penyebab Hilangnya Pesawat MH370 karena Sabotase
Pesawat Junkers Ju-52, yang dioperasikan oleh perusahaan Swiss Ju-Air, terbang pada sudut dekat vertikal sebelum menghantam gunung Piz Segnas sambil membawa 17 penumpang dan tiga anggota awak. Korban terdiri dari 11 pria dan 9 perempuan antara usia 42 dan 84.
Pesawat baling-baling diproduksi pada 1939 dan dipensiunkan oleh angkatan udara Swiss pada 1981. Pesawat hendak kembali ke landasan di Duebendorf, dekat Zurich, dari perjalanan dua hari ke wilayah Ticino. Namun pesawat jatuh kurang dari 50 menit setelah lepas landas dari lapangan terbang Magadino Locarno.
"Kita dapat mengasumsikan bahwa pesawat menghantam tanah secara vertikal dan dengan kecepatan yang relatif tinggi," kata Daniel Knecht dari Komisi Keselamatan Penerbangan Swiss.
Foto yang dirilis oleh Kepolisian Graubuenden menunjukan puing pesawat Junker Ju 52 setelah jatuh pada Sabtu, 4 2018 di atas gunung Piz Segnas di atas resort Alpine Swiss, Flims, barat barat sekitar 2.540 meter di atas permukaan laut. Semua orang di dalam pesawat yang berjumlah 20 orang tewas.[Polizei Graubuenden via AP]
Dia dan pejabat senior polisi, Andreas Tobler, mengatakan Ju-52, sebuah pesawat penumpang awal yang dibuat untuk transportasi militer selama Perang Dunia II, tidak memiliki kotak hitam untuk merekam suara kokpit dan perekam data kecelakaan yang dimiliki pesawat modern.
Hampir 5.000 pesawat Ju-52, produk dari Junkers Jerman, diproduksi antara tahun 1932 dan 1952.
Ju-Air mulai mengoperasikan penerbangan dengan pesawat prop vintage pada 1983, dan pesawat yang jatuh dengan registrasi HB-HOT, telah beroperasi dengan perusahaan tersebut sejak 1985.
Dalam foto 1 September 2004 ini, (dari kiri) Tsokel Horn mountains, Atlas ridge dan Mount Piz Segnas di Swiss. Kepolisian Graubuenden (negara bagian) mengatakan sebuah pesawat jatuh pada Sabtu di atas gunung Piz Segnas di resor Alpine di Swiss, yang menghantam sisi barat gunung itu sekitar 2.540 meter di atas permukaan laut.[Arno Balzarini / Keystone via AP, file]
Perusahaan ini menawarkan penerbangan petualangan bagi orang-orang yang ingin mengalami pemandangan Swiss dari pesawat tua. Sebuah brosur di situs webnya mencatat biaya perjalanan 2 hari ke Locarno seharga US$ 1.136 atau Rp 16 Juta, termasuk makan dan menginap di hotel.
Baca: Ular Piton Nyaris Berhasil Diselundupkan ke Pesawat di Amerika
Juru bicara dan co-founder Ju-Air, Kurt Waldmeier, mengatakan bahwa pesawat diterbangkan secara eksklusif oleh pilot profesional yang sangat berpengalaman, dan secara ketat diperiksa dan dipelihara oleh teknisi sendiri.
Pilot, yang berusia 62 dan 63 tahun, keduanya memiliki pengalaman yang baik dengan Ju-52 dan telah lama bekerja sebagai pilot pesawat udara dan pilot angkatan udara Swiss. Pesawat yang jatuh telah memiliki 10.187 jam terbang, katanya, dan menjalani perawatan setiap 35 jam penerbangan. Perawatan terakhir pada penghujung Juli.