TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompoe, mengakui konflik sengketa wilayah antara Israel-Palestina bukan hal yang mudah. Indonesia menekankan solusi dua negara sebagai jalan keluar.
"Menlu Pompeo tidak menolak solusi dua negara dan mengakui ini bukan situasi yang mudah. Namun saya sampaikan solusi dua negara jawaban satu-satunya. Kita tidak boleh kehilangan solusi dua negara dan jangan sampai suasana di lapangan menjadi lebih buruk," kata Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, usai melakukan pertemuan bilateral dengan Pompeo, Sabtu, 4 Agustus 2018 di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Pejambon - Jakarta.
Menurut Pompeo, Amerika Serikat masih membutuhkan waktu untuk membuat suatu rencana damai mengenai permasalahan Palestina-Isreal. Sedangkan bagi Indonesia, masalah Palestina bukan hanya menjadi perhatian pemerintah, melainkan masyarakat Indonesia dan solusi dua negara adalah satu-satunya solusi yang memungkinkan dan langgeng.
Baca: Amerika Serikat Veto Resolusi DK PBB untuk Palestina
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, Sabtu, 4 Agustus 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Baca: Donald Trump Bentuk Timsus Rencana Perdamaian Palestina - Israel
Selain masalah perdamaian di Palestina, pertemuan Menlu Retno dan Pompeo juga membahas denukliriasi di Semenanjung Korea. Permasalahan ini, disebut Retno telah dibahas hampir di setiap pertemuan ASEAN, dimana seluruh pihak menyambut baik pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, pada 12 Juni 2018 di Singapura.
Indonesia dan negara-negara ASEAN berharap apa yang telah disepakati, khususnya Semenanjung Korea yang bebas nuklir, dapat segera ditindak lanjuti karena denuklirisasi ini adalah tujuan akhir.
Dalam pertemuan antara Presiden Trump dan Kim Jong-un pada Juni 2018, ada empat poin kesepakatan. Dua diantara poin kesepakatan itu adalah Amerika Serikat dan Korea Utara berkomitmen membangun hubungan baru yang sesuai dengan keinginan masyarakat di kedua negara, yakni perdamaian dan kemakmuran. Amerika Serikat dan Korea Utara juga akan bersama-sama membangun sebuah hubungan yang langgeng dan mewujudkan stabilitas perdamaian di Semenanjung Korea.