Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terbongkar, Universitas Kedokteran Tokyo Diskriminasi Wanita

image-gnews
Universitas Kedokteran Tokyo di Jepang  [Nikkei Asian Review]
Universitas Kedokteran Tokyo di Jepang [Nikkei Asian Review]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Kedokteran Tokyo di Jepang secara sistematis memangkas skor ujian masuk calon mahasiswa wanita menjadi lebih rendah demi meningkatkan jumlah calon mahasiswa pria yang masuk kampus. Cara seperti ini telah berlangsung selama bertahun-tahun lamanya.

Baca: Wanita Jepang Gugat Aturan Pemakaian Nama Suami Saat Menikah  

Laporan harian Yomiuri Shimbun menjelaskan, pengurangan skor ujian menjadi lebih rendah 10-20 persen dibandingkan hasil skor calon mahasiswa pria ditemukan dalam investigasi internal atas dugaan suap yang muncul dalam prosedur penerimaan masuk mahasiswa pada musim semi di Universitas Kedokteran Tokyo.

Sumber dari universitas top di Jepang ini mengungkapkan dorongan melakukan tindakan pengurangan skor ujian masuk didorong fakta bahwa banyak wanita setelah lulus kuliah tidak menjalankan profesinya sebagai dokter, sebaliknya mereka menikah dan memiliki anak-anak.

Juru bicara Universitas Kedokteran Tokyo, Fumio Azuma memberikan penjelasan berbeda. Menurutnya, penyelidikan internal telah dimulai setelah muncul dugaan suap masuk kampus kedokteran pada musim semi oleh anak laki-laki seorang pejabat senior di kementerian pendidikan.

Baca: PM Jepang Perintahkan Perempuan 'Mati'  

"Tentu, kami akan mengajak mereka untuk terlibat dalam investigasi," kata Azuma.

Menurut Kyoko Tanebe, anggota dewan eksekutif Japan Joint Association of Medical Proffesional Women, sejumlah kampus kedokteran lainnya kempungkinan membuat kebijakan serupa yang mendiskriminasi perempuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Washington Post, dari 1.019 pelamar wanita di kampus tersebut pada tahun 2018, hanya 30 calon wanita atau kurang dari 3 persen dari jumlah keseluruhan calon mahasiswa yang diterima. Sementara untuk laki-laki mencapai 9 persen yang diterima.

Temuan ini membangkitkan amarah para netizen di media sosial. Spanudk-spanduk memuat tulisan menuntut dilakukan sejumlah langkah untuk memastikan kesetaraan antara pria dan wanita.

Baca: Universitas Negeri di Jepang Akan Terima Mahasiswi Transgender

Sejumlah pernyataan marah dilontarkan di media sosial. "Wanita dikatakan mereka harus melahirkan, jika tidak, mereka diolok-olok tidak produktif, tapi kemudian, karena mereka mungkin melahirkan lalu skore mereka dipangkas. Apa yang wanita seharusnya lakukan," ujar seorang netizen.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah berupaya membuat prioritas di masyarakat di mana perempuan dapat bersinar, namun faktanya, wanita di negara Sakura ini masih menghadapi banyak rintangan saat mencari pekerjaan dan kembali ke tempat kerja setelah melahirkan anak mereka.

REUTERS | WASHINGTON POST 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


New York Times Meragukan Artikelnya Sendiri Soal Kisah Perkosaan Hamas

1 hari lalu

Pemandangan dari udara menunjukkan kerusakan yang terjadi setelah infiltrasi massal oleh kelompok bersenjata Hamas dari Jalur Gaza, di Kibbutz Beeri di Israel selatan, 11 Oktober 2023. REUTERS/ Ilan Rosenberg
New York Times Meragukan Artikelnya Sendiri Soal Kisah Perkosaan Hamas

Video baru New York Times soal tentara Israel membantah dugaan perkosaan yang dilakukan Hamas terhadap perempuan selama serangan 7 Oktober


Begini Ketentuan dan Bunyi Pasal Penistaan Agama yang Menjerat Panji Gumilang

1 hari lalu

Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang mendatangi Mabes Polri untuk memenuhi panggilan pemeriksaan penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2023. Panji Gumilang diperiksa atas kasus dugaan penistaan agama, ujaran kebencian, berita bohong, Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) hingga penyalahgunaan uang zakat. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Begini Ketentuan dan Bunyi Pasal Penistaan Agama yang Menjerat Panji Gumilang

Panji Gumilang dijerat Pasal Penodaan Agama, penghinaan terhadap agama di Indonesia masih mengacu pada Pasal 156a KUHP.


Mangkrak 20 Tahun, Apa Itu RUU PPRT yang Belum Juga Disahkan DPR?

18 hari lalu

Aktivis dari Aliansi Pekerja Rumah Tangga (PRT) menggelar aksi mogok makan di depan Gedung DPR RI, Senin, 14 Agustus 2023. Mereka berencana melakukan aksi mogok makan setiap hari ,dari pukul 10.00-17.00 WIB sampai RUU PPRT disahkan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Mangkrak 20 Tahun, Apa Itu RUU PPRT yang Belum Juga Disahkan DPR?

Dua dekade RUU Perindungan Pekerja Rumah Tangga mangkrak tidak disahkan. Ini penjelasan mengenai RUU PPRT.


Iran Tangkap Dua Wanita karena Menari di Depan Publik

18 hari lalu

Wanita Iran berjalan di jalan selama pengaktifan kembali polisi moralitas di Teheran, Iran, 16 Juli 2023. Mahsa Amini meninggal dalam tahanan polisi, tiga hari setelah ditangkap polisi moral pada 16 September 2022 karena tidak mengenakan jilbab secara benar. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Iran Tangkap Dua Wanita karena Menari di Depan Publik

Dua wanita Iran ditangkap sebuah video yang memperlihatkan mereka menari untuk merayakan datangnya Tahun Baru Persia atau Nowruz


Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

19 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

Perempuan memainkan peran penting dalam bidang kesehatan. Ada berbagai peranan perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga


International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

19 hari lalu

Salah satu turunan tuntutan utama aksi International Women's Day Jogja 2024 berupa akses pendampingan bagi korban kekerasan difabel, pada Jumat 8 Maret 2024. TEMPO/Rachel Farahdiba R
International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"


Tentara Perempuan Ukraina Berperang di Dua Front: Melawan Rusia dan Diskriminasi di Militer

20 hari lalu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memberikan penghargaan kepada seorang Marinir Ukraina pada perayaan Hari Marinir Ukraina di garis depan, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di lokasi yang tidak diketahui. Ukrainian Presidential Press Service/via REUTERS
Tentara Perempuan Ukraina Berperang di Dua Front: Melawan Rusia dan Diskriminasi di Militer

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pada Oktober lalu bahwa hampir 43.000 tentara perempuan saat ini bertugas di militer.


Hari Perempuan Internasional, Putin Puji Tentara Wanita yang Bertempur di Ukraina

20 hari lalu

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu memberikan penghargaan kepada prajurit wanita. Foto : Menteri Pertahanan Rusia
Hari Perempuan Internasional, Putin Puji Tentara Wanita yang Bertempur di Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin memuji tentara wanita yang bertempur di Ukraina dalam pesan video perayaan Hari Perempuan Internasional.


Malaysia Menang Terkait Isu Diskriminasi Uni Eropa terhadap Sawit di WTO

21 hari lalu

Seorang pekerja menurunkan kelapa sawit dari sebuah truk di pabrik kelapa sawit di Salak Tinggi, di luar Kuala Lumpur, Malaysia, 4 Agustus 2014. [REUTERS / Samsul Said / File Foto]
Malaysia Menang Terkait Isu Diskriminasi Uni Eropa terhadap Sawit di WTO

Malaysia memenangkan gugatan di WTO melawan tindakan diskriminasi Uni Eropa terhadap produk biofuel dari minyak sawit.


Punya Pasangan Beda Usia Jauh, Kenapa Selalu Wanita yang Disorot?

23 hari lalu

Kisah cinta Presiden Prancis Emmanuel Macron paling menyita perhatian. Emmanuel Macron menikah dengan mantan gurunya, Brigitte Trogneux yang lebih tua 25 tahun darinya. Brigitte merupakan guru sastra Prancis di SMA Jesuit tempat Macron belajar. Di luar kelas, Brigitte juga membimbing kelompok teater yang diikuti oleh Macron. Pasangan itu kemudian menikah pada 2007. REUTERS
Punya Pasangan Beda Usia Jauh, Kenapa Selalu Wanita yang Disorot?

Pihak perempuan selalu yang lebih disorot jika punya pasangan beda usia jauh, baik lebih muda maupun lebih tua. Apa kata pakar?