TEMPO.CO, Jakarta -Kepolisian Stockholm, Swedia, sedang menyelidiki kesalahan fatal yang dilakukan seorang petugas kepolisian dengan menembak mati seorang laki-laki yang membawa mainan senapan plastik. Orang tua korban mengatakan anaknya menderita Down syndrome dan tidak membahayakan.
Dikutip dari RT.com pada Jumat, 3 Agustus 2018, jaksa penuntut di Stockholm telah mengkonfirmasi investigasi terhadap kasus ini yang telah menewaskan orang cacat pada Kamis, 2 Agustus 2018 pukul 4 sore. Jaksa penuntut menolak memberikan keterangan lebih rinci mengenai upaya pembuktian ini.
Korban diketahui bernama Eric Torell, 20 tahun, warga kota Stockholm. Dia meninggalkan rumah tanpa pendampingan pada Rabu sore, 1 Agustus 2018 dan segera dilaporkan hilang oleh ayahnya.
Baca: Inilah Obat Masa Depan Down Syndrome
Ibu korban, Katarina Soderberg, mengatakan putranya hampir tidak bisa bicara karena keterbatasan yang dimilikinya. Biasanya, dia selalu didampingi saat bepergian, setidaknya oleh satu orang dewasa.
Soderberg mengatakan senjata plastik yang dibawa-bawa oleh putranya adalah kado dan pertama kali bagi putranya memegang senjata mainan. Dia menggambarkan senapan itu bentuknya seperti senapan mesin ringan yang bentuknya lebih kecil dari senapan sesungguhnya dan dibuat dari plastik murahan.
Baca: Ada 8 Juta Penderita Down Syndrome di Dunia, Ini Penyebabnya
Surat kabar Aftonbladet, mewartakan Torell mengarahkan senjatanya saat bertemu orang-orang di jalan. Seorang petugas kepolisian telah memerintahkan Torell agar meletakkan senjatanya, namum dia menolak sehingga tembakan pun dilepaskan oleh aparat kepolisian tersebut karena dianggap telah bertindak mengancam. Ayah Torell mengatakan putranya ditembak di bagian perut, sedangkan ibu korban berkeras putranya yang menderita Down syndrom tidak membahayakan.