TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Italia menahan Mohamed Mahsoub, Menteri Luar Negeri di masa pemerintahan Presiden Mohamed Morsi, setelah mendapatkan permintaan dari pemerintah Mesir.
"Dia dikenal sebagai penentang pemeritahan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi," Albawba melaporkan.
Lihat Foto: Pendukunng Ikhwanul Muslimin Protes Terhadap Keputusan Pengadilan
Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi berbicara dalam acara malam natal koptik yang dipimpin paus Tawadros II di Gereja Ortodoks Koptik Alexandria dan Patriarkh Tahta St. Mark Cathedral, Kairo, 6 Januari 2016. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Bekas Menteri Legal dan Urusan Parlemen di pemerintah Morsi ini ditahan di Kota Catania, sebelah timur Pulau sicilia. Mahsoub mengatakan melalui cuitan diakun Twitter, polisi Italia tak bersedia menjelaskan alasan penangkapannya. "Penahan saya ini berdasarkan permintaan otoritas Mesir," tulisnya. Otoritas Italia tak bersedia berkomentar atas cuitan Mahsoub.
Dalam pesannya, Mahsoub mengatakan, "Kepolisian Italia menahan saya selama tiga jam di dekat Kota Catania atas permintaan otoritas Mesir dan meminta saya dideportasi. Polisi tak bersedia menjelaskan tuduhan terhadap saya."Pendukung Ikhwanul Muslimin bentrok dengan polisi saat unjuk rasa di Kairo Matariya, Mesir, 1 Juli 2015. Mereka memprotes pemerintah yang menetapkan hari libur nasional, setelah dua tahun penggulingan Presiden Mohammed Morsi. AP/Belal Darder
Eks menteri ini meninggalkan Prancis menyusul kudeta Sisi terhadap Presiden Morsi pada 2013. Dia diburuh oleh otoritas Mesir atas tudingan korupsi. "Tudingan itu direkaysa oleh rezim Mesir."
Baca: Mesir Hapus Morsi dan Pemain Sepak Bola dari Daftar Teroris
Pada 2016, Interpol memasukkan Mahsoub ke dalam daftar merah serelah dia dihukum di penjara Kairo atas tuduhan penipuan. Namun tuduhan itu dibantah oleh bekas pejabat Mesir ini.
Mahsoub dikenal sebagai seorang pempimpin partai Islam moderat, Al-Wasat, terdiri dari para bekas anggota Ikhwanul Muslimun, sebuah organisasi yang dilarang oleh pemerintahan Mesir.