TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyerang media. Dalam sebuah kampanye pemilu sela 2018 di Pennsylvania, Amerika Serikat, Trump menyebut media sebagai kebohongan dengan berita-berita menjijikkan dan wartawan palsu adalah oposisi politik dia yang sesungguhnya.
"Apa yang terjadi pada kebebasan pers? Apa yang terjadi pada pemberitaan yang jujur? Mereka tidak melaporkannya. Mereka (media) hanya mengarang pemberitaan, terus berulang-ulang," kata Trump, seperti dikutip dari english.alarabiya.net pada Jumat, 3 Agustus 2018.
Trump mengeluhkan karena media dinilainya telah mengesampingkan pencapaian yang telah ditorehkannya seperti pertemuan bersejarahnya dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un di Singapura pada 12 Juni 2018. Trump juga mengungkit-ungkit pertemuan pentingnya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di ibu kota Helsinki pada Juli 2018.
Dalam kampanye pemilu sela di kota Pennsylvania, Trump menyampaikan pidato selama 10 menit, dimana dia mengenang kemenangannya dalam pemilu presiden Amerika Serikat 2016 mengalahkan Hillary Clinton, calon presiden dari Partai Demokrat. Pada 2018 ini masyarakat Amerika Serikat akan memilih anggota DPR Amerika Serikat.
Baca: Bertanya ke Trump, Jurnalis CNN Kena Larangan Meliput, Kenapa?
Presiden AS Donald Trump tiba di bandara di Helsinki, Finlandia, Minggu, 15 Juli 2018 pada malam hari sebelum pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. [AP Photo/Pablo Martinez Monsivais]
Baca: Mau Tanya Soal Nuklir, Jurnalis ini Diusir dari KTT Trump - Putin
Kecaman yang dilontarkan Trump terhadap media itu, muncul beberapa jam setelah Atase Pers Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, menolak menarik pernyataan Trump sebelumnya yang menyebut media adalah musuh masyarakat Amerika Serikat. Sanders mengatakan dengan pernyataannya itu, maka Trump telah memperjelas posisinya.
Dalam sebuah perdebatan dengan sejumlah wartawan, Sanders menyampaikan sejumlah komplain Trump yang diantaranya menyalahkan media karena telah meningkatkan ketegangan di Amerika Serikat. Kondisi ini bahkan telah membuat Sanders tercatat dalam sejarah Amerika Serikat sebagai Atase Pers yang membutuhkan perlindungan pengawal rahasia. Media disebut Sanders terus-menerus melakukan serangan verbal kepada Presiden Trump dan semua orang dipemerintahannya.