TEMPO.CO, Jakarta - Mahmoud al-Sayed Mousa, nelayan Mesir berusia 46 tahun , segera bergegas setelah mendapat kabar kebakaran hutan telah melanda desa pesisir Mati, Yunani, dan orang-orang mengarungi lautan untuk melarikan diri.
Dia bisa melihat gumpalan asap membumbung di atas pantai dan mengayuh sepedanya secepat mungkin. Dalam beberapa saat, dia tiba di pelabuhan di Nea Makri, di mana mereka merapatkan kapal penangkap ikan mereka. Dia bersama atasannya, Kostas, segera berlayar menuju pesisir untuk menyelamatkan korban.
Baca: Tak Ada WNI Jadi Korban Kebakaran Hutan di Yunani
"Kami mendengar bahwa 150 orang terperangkap di antara api dan laut," kata Mousa seperti dilaporkan Aljazeera, 2 Agustus 2018.
Gelombang besar menggoyang perahu. Angin membawa kabut hitam tebal ke laut, tetapi mereka terus berlayar ke pantai Mati. Dia sempat merekam peristiwa dengan ponselnya dan mengunggahnya di Facebook.
"Kami akan menyelamatkan orang-orang (yang melarikan diri) dari api," kata Mousa dalam video.
Baca: TKI dari Yogyakarta Nyaris Jadi Korban Kebakaran Hutan di Yunani
Puing berserakan di air di bawah. Kostas dan Mousa memasuki awan tebal yang menghalangi pandangan mereka ke desa yang dilanda api di kejauhan.
"Anda tidak bisa melihat di depan Anda, dan Anda tidak bisa bernapas," kenangnya.
"Ini adalah momen yang paling sulit," katanya sambil meneteskan air mata, "Jika kita memasuki asap, kita bisa mati. Jika kita tidak masuk, orang-orang tidak akan selamat."
Mahmoud al-Sayed Mousa [Aljazeera]
Berita tentang kebakaran hutan tersebar. Beberapa tersebar di Kineta, dan yang lainnya di pinggiran Rafina, kota pelabuhan yang berdekatan dengan Mati.
Menjelang sore menuju gelap, Mati, tujuan wisata terkenal bagi orang Yunani dan wisatawan asing berubah menjadi neraka. Kobaran merah api menutupi desa, mengepung rumah-rumah dan kendaraan. Dengan api yang terus merambat, orang-orang yang panik keluar dari rumah mereka untuk melarikan diri.
Banyak yang tidak dapat menemukan jalur aman dari desa dan terpaksa meninggalkan kendaraan mereka di jalanan dan menuju ke laut.
Mousa adalah salah satu dari ribuan nelayan Mesir di Yunani. Dia berumur 16 tahun ketika dia meninggalkan kampung halamannya Ezbet El Borg, kota pantai utara dengan industri perikanan besar.
Yunani dilanda musibah kebakaran hutan pada Senin, 23 Juli 2018 yang menewaskan 80 orang serta puluhan orang hilang. Sumber: KBRI Yunani
Setelah menetap 30 tahun di Yunani, dia mengaku tidak pernah menyaksikan sesuatu yang mengerikan seperti kebakaran hutan di Mati.
"Kami akan membawa mereka kembali bersama kami atau kami mati bersama mereka, Insha Allah," Mousa berkata kepada Kostas.
"Di masa lalu, nelayan Mesir adalah korban diskriminasi oleh partai ultranasionalis Yunani, Golden Dawn. Tetapi kemanusiaan tidak membedakan antara kewarganegaraan, dan tidak ada perbedaan antara orang Yunani dan Mesir," ujar Aim Elghandour, Ketua Asosiasi Muslim Yunani, yang memiliki darah Mesir.
Saat suara orang-orang memohon bantuan semakin dekat, Mousa mengikat tali dan melemparkannya ke laut. Seseorang meraih tali. Dia menarik seorang pria dan mengangkatnya ke atas kapal.
"Kami mengangkat mereka seperti saat kami sedang memancing. Orang-orang menangis dan gemetar ketika mereka memeluk kami," kenang Mousa.
Seorang pria menyaksikan api membakar tanaman di kota Rafina, dekat Athena, Yunani, 23 Juli 2018.[REUTERS / Costas Baltas]
Pada saat itu mereka telah menyelamatkan 23 orang Yunani dan empat ekor anjing. Mousa dan Kostas membawa orang yang selamat kembali ke daratan di Nea Marki.
"Itu bukan apa-apa," kata Mousa kepada para korban yang selamat, yang mengucapkan terima kasih padanya.
Baca: Korban Meninggal Kebakaran Yunani Ditemukan Saling Berpelukan
Dilaporkan Associated Press, 2 Agustus 2018, korban tewas dari kebakaran hutan di Desa Mati yang berlokasi sekitar 30 kilometer timur laut Athena, Yunani, berjumlah 91 jiwa pada laporan Senin 30 Juli.
Penjaga pantai Yunani telah mengerahkan peralatan dan personel untuk mencari korban kebakaran hutan yang lain. Kapal patroli penjaga pantai, helikopter dan frigate angkatan laut telah dikerahkan untuk pencarian di laut.