TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah layanan reservasi perjalanan online Booking.com mengubah deskripsi tentang kota Yerusalem dari pendudukan Israel menjadi ibukota Israel.
Perubahan deskripsi itu, menurut situs berita Middle East Monitor, Rabu, 1 Agustus 2018, tidak jelas alasannya mengingat di bawah hukum internasional dan konsensus global, Yerusalem Timur merupakan ibukota Palestina dan wilayah pendudukan Israel.
Baca: Begini Langkah Israel Kuasai Yerusalem dan Usir Palestina
Booking.com yang berkantor di Amsterdam mengubah deskripsi Yerusalem sehari setelah Michael Freilich, kepala editor koran Joods Actueel di Antwerp, Belgia bertanya melalui e-mail ke perusahaan itu tentang informasi ibu kota Yerusalem di situsnya.
“Saya pikir itu tipuan sampai saya memeriksanya dan melihatnya dengan mata saya sendiri,” kata Freilich saat dimintai keterangan oleh seorang pembaca korannya.
Freilich terkejut saat melihat perubahan itu. Namun Booking.com belum juga memberikan tanggapan terhadap pesan email dari Freilich.
Booking.com yang didirikan tahun 1996 menawarkan lebih dari 28 juta daftar perjalanan dengan lebih dari 138 ribu destinasi di 229 negara di seluruh dunia.
Baca: 5 Fakta Penting Tentang Yerusalem
Seperti yang dilansir oleh situs berita Haaretz pada 1 Agustus 2018, sebagian besar negara di dunia tidak mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, bahkan setelah mendapat pengakuan dari AS pada Desember lalu.
Namun, kedaulatan Israel di bagian barat kota Yerusalem diakui secara internasional. Penguasaan Israel atas bagian timur pada 1980-an diperdebatkan dan dipandang ilegal oleh banyak negara dan organisasi internasional, termasuk Uni Eropa dan PBB.
MIDDLE EAST MONITOR | HAARETZ | ALISHA ULFAH FIRDIANI