TEMPO.CO, Jakarta - Wartawan senior Kamboja, yang identitasnya tak mau dipublikasi, membenarkan kabar suap yang dilakukan Menteri Informasi Kamboja, Khieu Kanharith, kepada sejumlah wartawan lokal saat meliput pemungutan suara pemilu Kamboja, Minggu, 29 Juli 2018.
"Itu benar (pemberitaan)," kata sumber tersebut saat di konfirmasi Tempo.
Sumber tersebut menjelaskan Persatuan Wartawan Kamboja belum menerbitkan pernyataan sikap atas kejadian ini.
Baca: Ada Bantuan Dana Asing Miliaran Rupiah di Pemilu Kamboja
Masyarakat Kamboja mengikuti pemilu pada Minggu, 29 Juli 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Baca: Partai Rakyat Kamboja: Kami Menang 80 Persen di Pemilu Kamboja
Sebelumnya situs abc.net.au pada Minggu, 29 Juli 2018, melaporkan Kanharith terlihat memberikan uang total sebesar US$ 200 atau sekitar Rp 2.8 juta kepada wartawan lokal beberapa menit setelah dia memberikan hak suaranya di TPS sekolah dasar Toul Kork, ibu kota Phnom Penh.
"Saya ingin memberikan orang-orang ini (media lokal) sejumlah uang tetapi Anda (wartawan asing) ada disini," kata Kanharith.
Sekitar 15 menit kemudian, dia berjalan ke mobilnya dan menyerahkan uang pecahan US$ 100 dua lembar kepada beberapa media Kamboja. Reporter dan kameramen lokal mengaku menerima US$ 20 per orang.
Menanggapi tindakan ini, Om Yen Tieng, Kepala Anti-Korupsi Kamboja, mengatakan tindakan bagi-bagi uang yang dilakukan oleh Kanharith kepada media lokal saat pemilu Kamboja itu, tidak termasuk tindak kejahatan korupsi. Sebab tidak ada pihak yang meminta dalam kasus ini.
Sebelumnya masa kampanye pemilu Kamboja diwarnai oleh sejumlah ancaman, intimidasi dan suap, dimana pejabat negara dari Partai Rakyat Kamboja memberikan uang tunai atau kado kepada para pemilih sebagai imbalan karena telah mengikuti pawai kampanye dan berjanji akan memberikan suara mereka untuk partai tersebut.