Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memerintah Kamboja Selama 33 Tahun, Siapa Sosok Hun Sen?

image-gnews
Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, ditemui sehari sebelum pelaksanaan pemilu Kamboja 2018, Sabtu, 28 Juli 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, ditemui sehari sebelum pelaksanaan pemilu Kamboja 2018, Sabtu, 28 Juli 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, telah berkuasa di Kamboja selama 33 tahun dan kini ingin mempertahankan tampuk jabatan dalam pemilu Kamboja yang digelar pada 29 Juli 2018. Namun pemilu ini dikritik banyak pihak karena tidak menyertakan partai oposisi setelah dibubarkan setahun lalu.

Seperti dikutip dari The Economist, pada November 2017, Mahkamah Agung Kamboja memutuskan bahwa partai oposisi, CNRP, adalah bagian dari rencana pihak asing untuk menggulingkan Partai Rakyat Kamboja (CPP), partai mayoritas yang berkuasa. Banyak anggota CNRP telah melarikan diri dari Kamboja. Mereka yang tetap bertahan didiskualifikasi dari pencalonan pemilu. Sejak September, presiden CNRP, Kem Sokha, telah ditahan tanpa porses peradilan.

Baca: Pemilu Kamboja, Hun Sen Yakin Masyarakat Masih Percaya Partainya

Dilansir dari Britannica, 29 Juli 2018, Hun Sen lahir 4 April 1951 di Provinsi Kâmpóng Cham, Kamboja. Ia telah menjadi perdana menteri Kamboja sejak 1985. Hun Sen dididik di sebuah biara Buddha di Phnom Penh. Pada akhir 1960-an ia bergabung dengan Partai Komunis Kampuchea dan pada 1970 bergabung dengan Khmer Merah. Selama rezim Pol Pot (1975-1979), ketika dua juta orang Kamboja kehilangan nyawa, Hun Sen melarikan diri ke Vietnam, bergabung dengan pasukan di sana dan beralih melawan Khmer Merah. Ia kembali ke Kamboja setelah Vietnam mendirikan pemerintahan baru pada 1979 dan ia diangkat menjadi menteri urusan luar negeri.

Hun Sen diangkat sebagai menteri luar negeri dalam pemerintahan boneka baru sebelum dia berusia 30 tahun. Pada 1985 ia adalah perdana menteri, jabatan yang ia tolak untuk mundur bahkan setelah pemilu yang diawasi oleh PBB pada 1993, yang berakhir dengan 'parlemen gantung' dengan partai pendukung kerajaan, FUNCINPEC, yang memegang jumlah kursi terbanyak. Dia enggan berbagi kekuasaan dengan pemimpin royalis, Pangeran Norodom Ranariddh, hingga 1997, ketika dia mengusirnya.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, memberikan keterangan kepada para pengamat internasional yang akan mengawasi jalannya pemilu Kamboja 2018, Sabtu, 28 Juli 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

Namun Pangeran Ranariddh akhirnya berdamai dengan Hun Sen. Pangeran sendiri menghabiskan hari-hari tuanya di Raffles Hotel era kolonial. Saudara tirinya yang lebih lunak, Norodom Sihamoni, yang pernah belajar pembuatan film di Pyongyang dan mengajar balet di Paris, adalah raja simbolis, karena tangan kekuasaan sepenuhnya dipegang Hun Sen.

Baca: Bun Rany, Perempuan Kesayangan Hun Sen yang Peduli Kesehatan


Meskipun dengan pertumbuhan ekonomi hampir 7% per tahun, beberapa pengamat melihat ironi pada elit politik Kamboja. Perampasan tanah dari petani adalah salah satu ironi pertumbuhan ekonomi Kamboja.

Pemerintahan Hun Sen menyerahkan Cina hak untuk mengimpor dan menjual rokok atau minuman keras dengan ketentuan yang menguntungkan berarti lebih sedikit pendapatan dari pajak.

Ironis lain tampak pada sekolah-sekolah Hun Sen yang rusak, dan murid-murid yang ingin lulus ujian harus menyuap guru-guru yang tidak digaji atau kurang gaji. Yang termiskin mendapat sedikit perawatan kesehatan. Ketimpangan tetap ekstrim. Bahkan upah minimum Hun Sen untuk pekerja garmen menetapkan harga murah jika disanding harga buruh dunia.

PM Malaysia Najib Razak, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, dan Presiden RI Jokowi usai berpose di pembukaan pertemuan ASEAN ke-25 di Naypyitaw, Myanmar, 12 November 2014. AP/Gemunu Amarasinghe

Kritik demi kritik terkait pemilu dilontarkan terutama dari negarabarat. Namun Hun Sen tidak peduli sebab ia telah menakar bahwa Eropa tidak akan mengakhiri akses istimewa untuk ekspor tekstil Kamboja. Terlebih, ia memiliki Cina di belakangnya, memberikan uang dan dukungan moral.

Namun ada fakta unik menyertai Hun Sen. Dilansir dari Lowy Institute, Hun Sen berupaya membentuk dirinya ke dalam mitos. Ia dijuluki "Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen" yang diterjemahkan menjadi "Panglima Agung Tertinggi yang Terhormat dari Pasukan Agung Jaya".

Selama tiga dekade, pria yang berasal dari lingkungan sederhana menciptakan personalisasi kultus, usaha yang ia lakukan dalam beberapa tahun terakhir, sebagian karena meningkatnya penggunaan media sosial di Kamboja. Di negara berpenduduk 15 juta orang, Hun Sen telah mengumpulkan sekitar 10 juta "Suka" Facebook, meskipun keabsahannya dipertanyakan, dan merupakan kepala negara keempat yang paling "disukai" di dunia, di belakang tokoh seperti Narendra Modi.

Baca: Pemilu Kamboja, Hun Sen Berikan Hak Suara

Dia juga membagikan amplop berisi US$ 5 atau RP 72 ribu kepada lebih dari setengah juta pekerja garmen dan US$ 200 atau Rp 2,8 juta untuk pekerja yang hamil selama sejumlah pidato selama setahun terakhir.

Pekan lalu, dalam salah satu pidatonya, Hun Sen mengatakan kepada pekerja pabrik bahwa jika dia gagal memenuhi janji pemilihannya, "tolong kalian semua berdiri melawan saya dalam pemberontakan untuk menggulingkan Hun Sen. saya serius, Saya tidak bercanda".

Tetapi saran seperti itu mustahil sebab pemberontakan semacam itu akan padam sebelum sempat diorganisir. Pemerintah sudah melakukan penangkapan untuk unggahan Facebook, yang secara efektif mengawasi kritik dan kebebasan berpendapat.

Baca: Ada Bantuan Dana Asing Miliaran Rupiah di Pemilu Kamboja

Pemberontakan pada akhirnya akan gagal karena orang-orang setia Hun Sen adalah orang-orang yang memegang senjata. Laporan Human Rights Watch menyatakan bahwa mereka bersedia untuk menggunakannya.

Laporan Human Rights Watch pekan lalu menyebut "selusin orang kotor" Kamboja, merujuk pada 12 tokoh kunci di eselon teratas angkatan bersenjata dan aparat kepolisian yang diduga melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap kemanusiaan di bawah wewenang Hun Sen.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kementerian Luar Negeri Benarkan 1 WNI di Kamboja Tewas Dikeroyok

4 jam lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
Kementerian Luar Negeri Benarkan 1 WNI di Kamboja Tewas Dikeroyok

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan adanya kasus WNI meninggal di Kamboja akibat kekerasan yang diduga dilakukan sesama WNI


Kamboja Tangkap Jurnalis Investigasi yang Ungkap Perdagangan Manusia dan Penipuan Online

3 hari lalu

Menteri Luar Negeri A.S. Antony Blinken (kanan) menganugerahkan Mech Dara dengan penghargaan Pahlawan Laporan TIP pada rilis Laporan Perdagangan Orang (TIP) 2023 di Departemen Luar Negeri di Washington, DC, AS, 15 Juni 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Kamboja Tangkap Jurnalis Investigasi yang Ungkap Perdagangan Manusia dan Penipuan Online

Polisi militer Kamboja menangkap Mech Dara, seorang reporter pemenang penghargaan yang dikenal karena menyelidiki korupsi lokal, perdagangan manusia


JAC Prihatin Jurnalis Kamboja yang Biasa Meliput Isu Online Scam Ditangkap Polisi Militer

3 hari lalu

Jurnalis freelance Kamboja yang biasa meliput isu online scams Mech Dara (kanan). Tempo/Linda Trianita
JAC Prihatin Jurnalis Kamboja yang Biasa Meliput Isu Online Scam Ditangkap Polisi Militer

Journalists Against Corruption (JAC) menyatakan kekhawatiran atas penangkapan Mech Dara, jurnalis Kamboja yang ditangkap polisi militer.


Fans IShowSpeed Lompat Pagar saat Siaran Langsung, Museum Kamboja Minta Pemuda Bersikap Sopan

8 hari lalu

IShowSpeed mengunjungu Museum Nasional Kamboja, September 2024.
Fans IShowSpeed Lompat Pagar saat Siaran Langsung, Museum Kamboja Minta Pemuda Bersikap Sopan

Museum Nasional Kamboja menyesalkan perilaku buruk sekelompok pemuda yang menerobos gerbang dan melompati pagar saat IShowSpeed siaran langsung.


Pria di Sumbar Kelola Judi Online Beromzet Rp 300 Juta per Bulan, Bagian dari Jaringan Kamboja

9 hari lalu

Ilustrasi Judi Online (Tempo)
Pria di Sumbar Kelola Judi Online Beromzet Rp 300 Juta per Bulan, Bagian dari Jaringan Kamboja

Fajri Anugrah yang awalnya pemain kemudian ditawari jadi pengelola judi online. Dikendalikan dari rumah dan terhubung dengan jaringan Kamboja.


Polda Metro Jaya Tangkap Pemilik Situs Judi Online Asal Sumatera Barat

11 hari lalu

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Safri Simanjutak di Polda Metro Jaya pada Selasa, 16 Januari 2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Polda Metro Jaya Tangkap Pemilik Situs Judi Online Asal Sumatera Barat

Fajri memiliki dan mengelola situs judi online, serta bekerja untuk orang Kamboja.


Wisatawan Mancanegara Cukup Daftar ETA untuk Menginjakkan Kaki di Thailand, Apa Itu?

12 hari lalu

Selain Bangkok, berikut ini beberapa destinasi wisata di Thailand yang wajib dikunjungi. Ada Chiang Mai, Phuket, hingga Khao Yai. Foto: Canva
Wisatawan Mancanegara Cukup Daftar ETA untuk Menginjakkan Kaki di Thailand, Apa Itu?

Thailand akan menerapkan sistem otorisasi perjalanan elektronik (ETA) bagi wisatawan dari negara bebas visa, termasuk Indonesia.


Kalahkan Jepang dan India, Kamboja Terpilih jadi Destinasi Wisata Budaya Paling Top di Asia

16 hari lalu

Seorang wisatawan memotret salah satu bagian candi Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja, (1/12). Angkor Wat masuk daftar situs Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 1992. ANTARA/Wahyu Putro A
Kalahkan Jepang dan India, Kamboja Terpilih jadi Destinasi Wisata Budaya Paling Top di Asia

Selain Angkor Wat, Kamboja memiliki tiga situs warisan dunia, yakni Kuil Sambor Prei Kuk, Kuil Preah Vihear, dan situs arkeologis Koh Ker.


Modus TPPO ke Kamboja, Korban Diiming-imingi Kerja di Perusahaan atau Restoran dengan Gaji Besar

16 hari lalu

Polres Bandara Soekarno-Hatta  membongkar Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ke Serbia, Ahad 24 Maret 2024. FOTO: Tempo/Ayu Cipta
Modus TPPO ke Kamboja, Korban Diiming-imingi Kerja di Perusahaan atau Restoran dengan Gaji Besar

Para calon pekerja migran ilegal itu mengaku mendapatkan tawaran pekerjaan di Kamboja sebagai karyawan perusahaan dan pramusaji.


Fakta-fakta Maraknya Judi Online di Indonesia, Situs Judi Online Disinyalir Milik Orang Indonesia Punya 1,5 Juta Pelanggan

16 hari lalu

Ilustrasi pemain judi online. Selain wartawan, Menkominfo Budi Arie mengungkapkan bahwa pegawai di Kementerian Komunikasi dan Informatika juga terlibat praktik judi online. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Fakta-fakta Maraknya Judi Online di Indonesia, Situs Judi Online Disinyalir Milik Orang Indonesia Punya 1,5 Juta Pelanggan

Situs judi online yang berdiri sejak 2020 saat pandemi Covid-19 ditengarai milik orang Indonesia, yang sebelumnya bergerak di industri tekstil.