TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok bersenjata Taliban diam-diam melakukan hubungan langsung dengan seorang pejabat Amerika Serikat guna membahas masa depan perdamaian di Afganistan. Keterangan tersebut disampaikan oleh pejabat senior Taliban, Sabtu 28 Juli 2018, seperti dikutip Al Arabiya.
Pejabat yang tak bersedia disebutkan namanya itu menjelaskan, pertemuannya dengan Alice Wells, diplomat senior Amerika Serikat untuk Asia Selatan, awal pekan ini sangat berarti. Dia mengatakan, pertemuan diadakan di negara kecil di Timur Tengah, Qatar, sekaligus menjadi markas perjuangan politik Taliban sejak 2013.
Baca: Taliban Afganistan Umumkan Gencatan Senjata Saat Idul Fitri
Anggota Taliban membawa senjata sembari mengendarai sepeda motor di Nangarhar untuk merayakan gencatan senjata di timur Kabul, Afganistan, Sabtu, 16 Juni 2018. REUTERS
"Suasananya mendukung dan diskusinya sangat bermanfaat," kata pejabat Taliban yang tak bersedia disebutkan namanya kepada kantor berita Associated Press.
Pejabat di Amerika Serikat tidak membenarkan atau menyangkal mengenai pertemuan dengan Taliban.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat hanya mengatakan, Wells memang berada di Doha, ibu kota Qatar untuk bertemu dengan keluarga pemerintahan negeri itu. "Dia sudah kembali. Amerika Serikat sedang mencari berbagai jalan untuk proses perdamaian di Afganistan."Dalam video yang diunggah oleh Taliban di media sosial menunjukkan WN Amerika, Caitlan Coleman (kiri) berbicara di samping suaminya, Joshua Boyle dan dua anak-anak mereka. Caitlan dan Joshua diculik Taliban di Afganistan sejak 2012. REUTERS
Taliban pernah memerintah Afganistan selama lima tahun sebelum berakhir menyusul invasi Amerika Serikat pada 2001.
Baca: Afganistan Umumkan Gencatan Senjata Tanpa Syarat dengan Taliban
Seorang mantan menteri Taliban dan bekas kepala komite politik, Aga Jan Mohtism, yang melakukan kontak dengan kelompok ini membenarkan adanya pertemuan di Doha antara pejabat Amerika Serikat dan Taliban awal pekan ini. "Taliban ingin memecahkan masalah mereka bersama Amerika Serikat untuk mengakhiri invasi."