TEMPO.CO, Jakarta - Pemberontak Houthi Yaman menyerang bandar internasional Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, menggunakan drone. Menurut laporan saluran televisi milik Houthi, Al-Masirah, lapangan udara tersebut diserang dengan tiga serangan drone Sammad-3 pada Kamis, 26 Juli 2018.
Hingga kini tidak ada laporan mengenai akibat serangan tersebut, apakah menimbulkan kerusakan atau memakan korban jiwa.
Baca: Pendudukan Socotra oleh Uni Emirat Arab, Yaman Temui Arab Saudi
Seorang pria berjalan dekat reruntuhan bangunan Istana Kepresidenan yang rusak akibat serangan udara koalisi Arab Saudi di Sanaa, Yaman, 7 Mei 2018. Istana kepresidenan Yaman sekarang dipakai oleh pemberontak Houthi sebagai kantor pemerintahan mereka. AP
Sumber militer Houthi mengatakan, drone bersenjata tersebut terbang dengan jarak tempuh 1.500 kilometer sebelum kendaraan tak berawak itu sampai di lapangan terbang Abu Dhabi.
Juru bicara Houthi, Jenderal Abdullah al-Jafri, mengatakan, serangan drone menunjukkan kemampuan serangan terhadap infrastruktur vital milik Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang memimpin koalisi militer melawan pemberontak di Yaman.
"Serangan kami ke lapangan terbang Abu Dhabi menunjukkan pasukan kami bukanlah macan kertas seperti tudingan musuh kami," kata al-Jafri kepada Al-Masirah TV melalui telepon seperti diberitakan Al Jazeera. "Sebelumnya, mereka mengejek kami. Tetapi lihatlah, langkah saya selanjutnya akan menyasar infrastruktur musuh kami di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab."Saksi mata menjelaskan ledakan bom dari pesawat tempur Arab Saudi hantam istana kepresidenan Yaman yang dikuasai pemberontak Houthi pada Senin siang, 7 Mei 2018.
Pejabat di pemerintahan Uni Emirat Arab menolak telah terjadi serangan di lapangan terbang negaranya. "Lapangan terbang beroperasi seperti biasanya," kata pejabat yang tak bersedia disebutkan namanya.
Baca: Yaman Ancam Serang Arab Saudi dan Uni Emirat Arab
Meskipun pernyataan Houthi tersebut dibantah, masyarakat menulis status di media sosial mengenai penundaan penerbangan dari bandara Abu Dhabi.
Juru bicara Houthi, Mohammed Abdul-Salam, mengatakan kepada Al Jazeera melalui telepon, bantahan pejabat Uni Emirat Arab mengenai serangan drone adalah tidak berdasar. "Bantahan mereka bohong. Mereka tidak bisa membantah realitas baru di lapangan," kata Abdul-Salam.