TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiakan bola kaki merek Adidas kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dipasang chip pemancar sehingga dicurigai untuk meretas. Chip ini sebagai pemancar yang menghasilkan dan mengirimkan gelombang elektromagnetik yang membawa pesan atau sinyal, terutama dari radio atau televisi.
Putin menghadiahkan bola itu kepada Trump saat keduanya bertemu di Helsinki, ibukota Finlandia pekan lalu.
Baca: Gedung Putih Sebut Putin Berperan Langsung dalam Pilpres Amerika Serikat
Menurut situs web Adidas, chip yang dipasangkan dalam bola hadiah Putin itu bekerja melalui interaksi dengan smartphone atau tablet dengan mengaktifkan Near Field Communication (NFC) atau sebuah teknologi digital yang memungkinkan dua perangkat untuk bertukar data dan melakukan tindakan tertentu saat terhubung satu sama lain.
Selama proses pembuatannya, chip NFC yang menyerupai ikon untuk memancarkan sinyal WiFi ini ditempatkan di dalam bola dan di bawah logo. Chip ini memungkinkan penggemar untuk mengakses video pemain, kompetisi, dan konten lainnya dengan mendekatkan perangkat seluler mereka ke bola. Fitur ini termasuk dalam bola pertandingan FIFA World Cup 2018 yang dijual di situs web Adidas seharga US$ 165 atau setara Rp 2,3 juta.
Baca: Rusia Diduga Meretas Pemilu AS, Obama Siapkan Tindakan
Atas kecurigaan chip itu berfungsi sebagai peretas Rusia, Adidas menyangkalnya dengan mengatakan chip itu tidak dapat dimodifikasi. Di deskripsi bola yang dimuat di situs Adidas menyatakan: "Tidak mungkin untuk menghapus atau menulis ulang parameter yang dikodekan."
Pihak Gedung Putih juga menyangkal adanya ‘mata-mata’ Rusia yang sengaja dimasukkan di dalam bola itu.
Senator kubu Republik dari Carolina Selatan, Lindsey Graham mengunggah sebuah cuitan peringatan di Twitter. Melalui cuitannya, Carolina mengatakan, "Jika itu aku, aku akan memeriksa bolanya untuk mendengar apa ada perangkat aneh dan tidak akan pernah mengizinkannya di Gedung Putih."
Baca: Serangan Siber dari Rusia ke Amerika Serikat Naik
Secret Service, pengawal khusus presiden AS mengatakan, “Semua hadiah yang diberikan kepada Presiden tunduk pada pemeriksaan keamanan. Secret Service tidak akan berkomentar secara khusus maupun secara umum tentang cara dan metode yang kami lakukan. Keamanan dan perlindungan adalah tanggung jawab kami.”
Seperti laporan CNN dalam sebuah wawancara dengan pakar keamanan cyber, Scott Schober yang mengatakan teknologi tersebut tidak mungkin digunakan untuk kegiatan mata-mata secara rahasia dan sudah dipastikan bahwa semua hadiah yang diterima Presiden AS akan melalui pemeriksaan secara menyeluruh demi persyaratan keamanan.
"Jika seseorang punya motif jahat, orang tersebut dimungkinkan memilih teknologi yang salah. Pihak keamanan akan berhati-hati memeriksa semua hadiah. Mereka mungkin akan melakukan X-ray dan memperhatikan secara teliti untuk melihat apakah ada frekuensi radio yang keluar," kata Schober menanggapi kecurigaan hadiah bola dari Putin untuk Trump untuk meretas.
CNN | ALISHA ULFAH FIRDIANI