TEMPO.CO, Jakarta - Singapura memutuskan sambungan internet pada sejumlah komputer di kantor pusat kesehatan masyarakat Singapura. Keputusan ini diambil menyusul serangan siber di SingHealth pekan lalu dan untuk mencegah serangan siber yang mengincar data pribadi ratusan pasien, termasuk data kesehatan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong.
Wakil Perdana Menteri Singapura, Teo Chee Hean, pada Selasa, 24 Juli 2018 mengatakan, pihaknya telah mengambil tindakan untuk memutuskan sambungan internet komputer staf di pusat perawatan kesehatan untuk cegah terjadinya kembali serangan siber.
Baca: Survei PBB: Singapura, Terbaik untuk Keamanan Siber di Dunia
"Kami harus menerapkan pemisahan internet dalam sistem perawatan kesehatan publik, seperti yang dilaksanakan di sektor publik kita. Ini pada gilirannya dapat mengganggu jaringan peretas di dunia maya dan mengurangi area yang rentan terhadap serangan siber. Tindakan ini telah kami lakukan," kata Chee Hean, seperti dilansir Independent pada Rabu, 25 Juli 2018.
Chee Hean tidak menjelaskan mengapa langkah itu tidak dilakukan sebelumnya.
Baca: Data Medis 1,5 Juta Masyarakat Singapura Dibobol Peretas
Mitos Para Peretas Rusia
Singapura sebelumnya mulai memblokir akses situs web untuk para PNS pada 2016. Langkah ini ditujukan untuk melindungi mereka dari serangan siber. Sayang, langkah ini tidak diterapkan di lembaga kesehatan masyarakat. Petugas medis dengan leluasa berselancar di dunia maya komputer pribadi atau perangkat yang disediakan lembaga.
Dalam serangan terakhir 21 Juli lalu, peretas mencuri informasi pribadi lebih dari 1,5 juta pasien, termasuk resep obat Perdana Menteri Lee Hsien Loong. Singapura menyebut tindakan ini adalah serangan dunia maya yang disengaja, ditargetkan, dan direncanakan. Sampai berita ini ditulis pada 25 Juli 2018, Singapura belum mengungkapkan siapa para penyerang. Sedangkan para analis serangan siber mengatakan, masih terlalu dini untuk mengidentifikasi pelakunya.