TEMPO.CO, Jakarta - Seorang calon pilot Hainan Airlines ditangkap kepolisian Cina daratan setelah dituduh masuk ke kamar hotel sutradara film Hong Kong, Sharon Lam Suk-Ching, melalui balkon hotel lantai 18 dan mencoba memperkosanya.
Dilaporkan South China Morning Post, 24 Juli 2018, penangkapan calon pilot dilakukan setelah sutradara film Hong Kong itu merilis sebuah pernyataan pada Senin malam, 23 Juli 2018, yang menuduh seorang pria, yang dia katakan adalah seorang pilot taruna bernama Bai, mencoba memperkosanya saat dirinya berada di kamar hotel di Haikou, ibu kota Pulau Hainan, sehari sebelumnya. Hotel itu berdekatan dengan kantor maskapai Hainan Airlines.
Baca: Mahasiswi Indonesia Jadi Korban Perkosaan di Belanda
Kepolisian Haikou di distrik Qiongshan mengatakan menahan seorang tersangka yang diidentifikasi sebagai pria berusia 27 tahun bernama Bai, yang merupakan karyawan Hainan Airlines.
"Biro keamanan umum Kota Qiongshan telah menetapkan laporan ini sebagai kasus kriminal," kata kepolisian dalam pernyataan resmi.
Sebelumnya, Selasa, 24 Juli, Hainan Airlines, maskapai swasta terbesar di Cina, memecat seorang karyawan bernama Bai, yang sedang diselidiki polisi atas tindakan kriminal ketika dia sedang tidak bertugas.
Sharon Lam [Hong Kong Free Press]
Menurut pengakuan Sharon Lam, Bai naik ke kamar hotelnya dari kamar tetangga sekitar pukul enam pagi pada 16 Juli melalui balkon di lantai 18 gedung hotel.
“Saya sedang tidur di kamar hotel saya ketika tiba-tiba saya merasakan seseorang menekan saya, menyentuh dada saya. Seorang pria asing, yang hanya mengenakan pakaian dalam hitam, mencoba memperkosa saya," kata Lam dalam sebuah pernyataan yang dirilis di jejaring sosial Weibo.
Lam melawan tersangka dan mengejarnya keluar dari kamar hotel dan menelepon polisi. Menurut sutradara itu, Bai mengatakan telah membuat tindakan bodoh setelah mabuk.
Namun, ketika menuntut kasus ini ke kantor polisi pada hari yang sama, Lam mengatakan dia diberi tahu petugas untuk tidak menuntut Bai dengan alasan Lam tidak akrab dengan hukum Cina daratan. Lam mengatakan polisi bahkan tidak membuat catatan atau pernyataannya sama sekali.
Beberapa hari kemudian, ketika dia pergi ke kantor polisi untuk mengajukan laporan resmi, Lam mengatakan perwakilan Hainan Airlines menyarankan dia tidak menuntut pria itu dan malah menuturkan bahwa biaya pelatihan seorang pilot sangat tinggi.
Seorang perwira polisi juga memberi tahunya bahwa jika dia berkeras melakukan tindakan hukum, kata direktur itu, pria itu akan mengajukan tuntutan kepadanya karena menyerangnya ketika dia memukulnya.
Baca: Pelaku Perkosaan Mahasiswi Indonesia di Belanda Pakai Hoodie
Atas pengakuan Lam, kantor keamanan umum Haikou mengatakan pihaknya sedang memeriksa perilaku para petugasnya.
“Menanggapi tuduhan online terkait penanganan yang tidak tepat oleh penegak hukum kepolisian, departemen pemeriksaan disiplin kepolisian sudah terlibat dalam penyelidikan. Jika diverifikasi, itu akan ditangani sesuai dengan hukum dan tidak akan ditoleransi," kata biro keamanan.
"Satu-satunya yang saya inginkan, dengan membawa masalah ini ke publik, adalah harapan bahwa pihak-pihak terkait akan menangani masalah ini sesuai dengan hukum, dan keadilan akan menang. Saya masih memiliki keyakinan terhadap aturan hukum di negara kita," ucap Lam.
"Tidak dapat dipikirkan bahwa seorang pilot masa depan, yang akan mengendalikan kehidupan beberapa ratus penumpang, bisa mabuk, mempertaruhkan nyawanya memanjat di atas balkon gedung lantai 18 dan melakukan pelanggaran semacam itu. Sangat disayangkan bahwa maskapai hanya peduli dengan biaya pelatihan dan tidak mempertimbangkan keselamatan penumpangnya pada masa depan," tutur Lam.
Respons polisi dalam menangani kasus-kasus pelecehan seksual dan pelecehan di Cina menghadapi banyak kritik, terutama dalam kasus terakhir, saat para mahasiswa diserang secara seksual oleh profesornya. Pada Mei, seorang mahasiswa pascasarjana Cina mencoba menuntut polisi karena menolak laporan perkosaannya.
Baca: Gara-gara Pilot Merokok, Pesawat Cina Ini Menukik 6.000 Meter
Dilansir dari Hong Kong Free Press, menurut sebuah studi 2018 yang dilakukan Institut Kebijakan Cina yang berbasis di Nottingham, pelaporan kejahatan seksual tidak disarankan di Cina karena kombinasi dari mentalitas menyalahkan korban, kurangnya jalan keluar institusional atau hukum, serta ketidakseimbangan dan gender struktur kekuasaan tanpa batasan yang tepat.
Sharon Lam berada di Pulau Hainan untuk mengerjakan drama kejahatan televisi, Route, yang belum dirilis.
Dia dikenal sebagai asisten sutradara dalam film-film yang diperankan bintang laga Hong Kong, Jackie Chan, dan legenda seni bela diri Cina, Jet Li, termasuk The Forbidden Kingdom, Rumble in the Bronx, dan In the Name of the King: A Dungeon Siege Tale.