TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah firma konstruksi Turki menyampaikan sikap bahwa perusahaannya menolak membangun kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem. Sikap tersebut disampaikan sekaligus untuk membantah kabar dari berbagai media.
Dalam sebuah pernyataan kepada media, perusahaan bernama Limak Holding itu mengatakan, perusahaan tidak ingin terlibat dalam proyek konstruksi Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem.
Lihat Video: Protes Meletus di Turki Terkait Kedubes AS di Yerusalem
Limak. [https://www.ebctv.net]
"Informasi yang berkembang menyebutkan, pembangunan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem dilakukan oleh Limak Holding. Kabar tersebut tidak benar dan kami tolak," bunyi pernyataan perusahaan konstruksi Turki ini seperti dikutip koran Hurriyet, Selasa 23 Juli 2018.
Pernyataan perusahaan ini menerangkan, Limak Holding telah bekerja sama dengan sebuah perusahaan di Amerika Serikat, Desbuild, lebih dari lima tahun untuk menyelesaikan beberapa proyek Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.Perusahaan jasa konstruksi Turki, Limak, mengerjakan proyek pembangunan di Kuwait. [www.arabianbusiness.com]
"Di antaranya adalah membangun Kedutaan Besar Amerika Serikat di Baghdad, Beirut, Selandia Baru dan Belize."
Limak Holding menambahkan melalui pernyataan, "Ketika isu pembangunan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem berkembang, kami menginformasikan kepada Desbuild bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam proyek tersebut dan kami sama sekali tidak menyampaikan penawaran."
Baca: Ini Ancaman Turki Jika AS Akui Yerusalem sebagai ibukota Israel
Penjelasan Limak kepada media didukung oleh Desbuild. Perusahaan ini dalam pengumumannya mengatakan, Limak sama sekali tidak terlibat dalam proyek ini dan menyatakan bahwa pembangunan Kedutaan Besar Amerika Serikat dilakukan sendiri oleh perusahaan AS.
Turki, Palestina dan sejumlah negara Islam menentang pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem. Menurut Turki, Yerusalem adalah Ibu Kota Palestina yang dicaplok Israel.