TEMPO.CO, Jakarta - Empat turis Cina terkena larangan berkunjung setelah melempari seekor panda raksasa dengan batu agar bergerak pada pekan lalu.
Baca:
Peristiwa ini terjadi di sebuah Taman Nasional Foping di Kota Hanzhong, Provinsi Shaanxi, yang terletak di barat laut Cina, pada Jumat, 20 Juli 2018, seperti dilansir media SCMP.
Rekaman video mengenai tindakan keempat turis ini muncul di jejaring sosial media lokal pada Senin, 23 Juli 2018 seperti dilansir Chinese Business View dan dikutip SCMP.
“Salah satu saksi mata bernama Yang dari Xian mengatakan seekor panda raksasa sedang berisitirahat di bawah sebuah pohon saat itu dan mulai meneriaki dan menimpuki panda agar bergerak,” begitu dilansir SCMP.
Salah satu rekaman video menunjukkan seorang lelaki mengenakan kaos putih mulai melempari panda raksasa itu dengan batu.
Menurut Yan Xihai, manajer marketing di Taman Nasional Foping, lelaki di rekaman video itu bukan satu-satunya yang melempari panda raksasa, yang merupakan hewan dilindungi di Cina.
Baca:
Menurut Yan, beberapa petugas di lokasi mencoba memperingatkan turis ini setelah mendapat informasi dari turis lainnya. Keempat turis itu lalu diminta meninggalkan taman nasional. Manajemen taman nasional lalu memasukkan keempat turis ini dalam daftar larangan berkunjung.
“Insiden ini terjadi di lokasi yang jarang dikunjungi panda sehingga kami tidak memasang kamera pengawas di sana,” kata Yan.
Panda raksasa merupakan hewan yang banyak menarik perhatian pengunjung di taman wisata Cina maupun negara lain. Indonesia mendapat kiriman dua panda raksasa (ailuropda menoleuca) pada September 2017. Seperti dilansir Tempo.co, dua panda raksasa ini merupakan bagian dari upaya konservasi yang telah diinisiasi antara Indonesia dan Cina sejak 2010. Kedua panda ini lalu ditempatkan di Taman Safari, Bogor, Jawa Barat.
"Konservasi panda raksasa ini akan menggunakan mekanisme peminjaman (breeding loan)," ujar Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Djati Witjaksono Hadi.
Sumber: