TEMPO.CO, Toronto – Seorang pelaku penembakan di Toronto, Kanada, menewaskan seorang perempuan dan melukai 13 orang lainnya termasuk seorang gadis cilik sembilan tahun, yang saat ini dalam kondisi kritis. Polisi Kanada menembak mati pelaku.
Baca:
Lagi, Wali Kota Filipina Jadi Korban Penembakan
Penembakan di Amerika Serikat, Seorang Nenek Tewas
“Kami sedang mencari motifnya… dan tidak menutup kemungkinan apapun,” kata Mark Saunders, kepala Polisi Toronto seperti dilansir Reuters pada 23 Juli 2018.
Pelaku penembakan melakukan aksinya menggunakan pistol di kawasan timur Toronto yang bernama Greektown dan merupakan pusat restoran, kafe dan pertokoan. Peristiwa ini terjadi pada Ahad, 22 Juli 2018. Saksi mata mengaku mendengar 25 kali tembakan.
Kota Toronto sedang menghadapi peningkatan kejahatan menggunakan senjata api. Data dari polisi menunjukkan jumlah korban tewas akibat tembakan meningkat menjadi 26 orang atau naik 53 persen pada 2018 dibandingkan tahun lalu.
Sejumlah petugas polisi dan warga terlihat di lokasi penembakan massal di kawasan Greektown, Toronto, Kanada, pada Ahad, 22 Juli 2018. CTV via Sky News
Polisi telah menerjunkan sekitar 200 orang petugas dari 20 Juli 2018 untuk menghadapi serangan senjata api ini, yang menurut polisi dilakukan kelompok geng bersenjata.
Baca:
Penembakan di Hong Kong, Empat Bersaudara Terluka
Mereka yang Meninggal dalam Penembakan di Capital Gazette
Menurut Wali Kota John Torry, masalah Kota Toronto adalah jumlah senjata yang beredar terlalu banyak. “Kita dulu hidup di kota tanpa hal-hal seperti ini terjadi,” kata Torry. “Tapi hal-hal seperti ini terjadi sekarang dan tidak bisa diungkap dengan kata-kata.”
Menurut USA Today, pelaku penembakan mengenakan pakaian serba hitam termasuk topi hitam berjalan cepat lalu melepaskan tembakan dari pinggir jalan ke arah sebuah toko atau restoran.
Seorang saksi mata, John Tulloch, mengatakan dia dan saudara lelakinya baru saja keluar dari mobil di kawasan itu saat mendengar 20-30 kali tembakan. “Kami mulai berlari menghindar. Kami juga lihat orang-orang berlarian,” kata dia.
Menurut penasehat Kota Toronto, Paula Fletcher, kepada media CP24, dia mendengar pelaku penembakan mengalami gangguan emosional. “Ini tidak terkait dengan tindakan geng tapi orang yang sangat terganggu mentalnya,” kata Fletcher.