TEMPO.CO, Jakarta - Prancis mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa 50 ton perlengkapan medis, termasuk obat-obatan, ke Ghouta Timur, Suriah pada Jumat, 20 Juli 2018. "Bantuan medis itu direalisasikan setelah Prancis mencapai kata sepakat dengan Rusia," tulis Middle East Monitor, Sabtu, 21 Juli 2018.
Rusia adalah sekutu dekat Suriah selain Iran dalam perang saudara di negeri itu sejak 2011. Perang ini, menurut data PBB, menewaskan sedikitnya 250 ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi.
Baca: PBB Bersidang, Suriah Tetap Gempur Ghouta
Seorang tentara Rusia membagikan bantuan minuman pada warga yang merlarikan diri dari Ghouta di tempat penampungan di Adra, Suriah, 20 Maret 2018. REUTERS/Omar Sanadiki
Laporan Middle East Monitor mengatakan, bantuan tersebut diangkut oleh pesawat Rusia dari Prancis selanjutnya mendarat di pangkalan militer Rusia di timur laut Suriah pada Sabtu. "Pengiriman bantuan itu datang setelah ada kesepakatan antara Presiden Emmanuel Macron dan pemimpin Rusia Vladimir Putin menyusul pembicaraan keduanya sejak Mei 2018."
Seorang sumber di Prancis mengatakan, "Operasi kemanusiaan ini sangat signifikan sebab hal itu menunjukkan keinginan Rusia bekerja sama dengan kami menyelesaikan masalah." Dia menambahkan, "Daerah ini (Ghouta Timur) berteriak minta tolong."Warga berkumpul untuk dievakuasi oleh pasukan Suriah dari Ghouta timur di Saqba, Suriah, 18 Maret 2018. Sejak lembaga kemanusiaan didirikan di daerah tersebut, lebih dari 68.000 orang telah meninggalkan Ghouta Timur. REUTERS/SANA
Dalam sebuah pernyataan bersama di depan media massa, Jumat, Prancis dan Rusia membenarkan bahwa kedua negara setuju melakukan operasi kemanusiaan di Suriah.
Baca: Gempuran di Ghouta Suriah, 400 Orang Tewas dan 2.120 Cedera
Pasukan propemerintah berhasil mengambil alih kembali kawasan Ghouta Timur dari pemberontak pada April 2018 setelah mengepung daerah itu selama beberapa tahun dan melancarkan serangan brutal dengan bantuan serangan jet Rusia.
Saat ini, sudah ada bantuan dalam jumlah kecil yang masuk ke Ghouta Timur, Suriah, tempat sekitar 500 ribu orang tinggal sejak April 2018. Meskipun demikian, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, OCHA, telah memberikan bantuan makanan bagi sekitar 25 ribu orang pada awal Juli 2018.