TEMPO.CO, Jakarta - Zhang Jun, seorang laki-laki Cina, mendapatkan keadilan setelah menghabiskan hampir delapan tahun di penjara untuk kejahatan yang tidak dilakukannya. Dia mendapatkan kompensasi 880.000 yuan atau sekitar Rp 1,8 miliar.
Dikutip dari scmp.com pada Sabtu, 21 Juli 2018, Zhang pada 2008 dijatuhi vonis 20 tahun penjara karena pengadilan meyakini perannya dalam dua tindak perampokan di Daqing, provinsi Heilongjiang, wilayah utara Cina.
Pada persidangan awal, Zhang telah berdebat bahwa dia belum pernah ke Daqing. Namun malang, Zhang tetap diidentifikasi oleh pengadilan sebagai satu dari empat anggota perampok yang dituduh merampok uang 90.000 yuan milik dua perempuan.
Baca: Pria Cina Dipenjara Lantaran Terlalu Manjakan Pacar
Jaksa penuntut saat itu mengatakan Zhang, yang telah memiliki catatan kriminal untuk dakwaan pencurian dan sudah diidentifikasi oleh anggota geng lainnya. Pengadilan pun menolak alibi Zhang. Pengadilan bahkan menjatuhkan hukuman pada masing-masing dari tiga orang saksi yang meringankannya, yakni ayahnya dan dua temannya dengan hukuman satu tahun penjara. Namun mereka kemudian dibebaskan setelah hukuman mereka dibatalkan.
"Saya tidak pernah tahu saya dicari oleh polisi sampai mereka menahan saya," kata Zhang dalam laporannya.
Baca: Ingin Gabung Grup Seni Penjara Shanghai, Pria Cina Lakukan Ini
Dia mengatakan pada saat perampokan dia telah bekerja sebagai manajer pabrik di provinsi Guangdong, Cina selatan, ribuan kilometer jauhnya.
Setelah bertahun-tahun menyatakan tidak bersalah, Zhang kembali ke pengadilan untuk sidang banding pada Mei 2017. Pengadilan memutuskan dakwaan sebelumnya didasarkan pada bukti yang tidak cukup dan menguatkan banding.
Setahun setelah pembebasannya, Zhang pada Senin, 16 Juli 2018 menerima pembayaran kompensasi dari pengadilan Daqing. Zhang mengatakan, dia masih menginginkan permintaan maaf dari petugas polisi dan pejabat yang menangani kasusnya dan mengirimnya ke penjara untuk waktu yang lama.
"Saya bahkan tidak tahu cara menggunakan ponsel cerdas," katanya seperti dikutip South China Morning Post.
Sebuah catatan resmi mengungkap pada rentan waktu 2013 dan 2016, pengadilan di Cina telah membatalkan lebih dari 3.500 salah vonis dan membayar 700 juta yuan sebagai kompensasi.