Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Langgar Sanksi PBB, Pengusaha Singapura Pasok Barang ke Korut

image-gnews
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, berbicara dengan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan saat berjalan-jalan di Singapura, 11 Juni 2018. KCNA via REUTERS
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, berbicara dengan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan saat berjalan-jalan di Singapura, 11 Juni 2018. KCNA via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang direktur perusahaan asal Singapura telah didakwa karena diduga memasok barang mewah ke Korea Utara yang melanggar sanksi PBB, pada Jumat 20 Juli.

Dilaporkan Reuters, 20 Juli 2018, Ng Kheng Wah didakwa pada Rabu atas 80 pengiriman barang, seperti alat musik, jam tangan, anggur dan parfum, ke Korea Utara dari 2010 hingga awal 2017 yang melanggar Undang-Undang PBB.

Baca: Sebut Suriname Negara Gagal, Menlu Belanda Dikecam

Pengadilan Singapura mengatakan dakwaan sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang diberlakukan pada Korea Utara untuk membujuk rezim agar menghentikan program rudal balistik nuklirnya. Resolusi terakhir diberlakukan pada bulan Desember tahun lalu.

Pengusaha Singapura ini kedapatan bersekongkol dengan sebuah perusahaan bernama T Specialist International untuk memasok barang ke sebuah toko di Korea Utara, seperti yang dirinci dalam pengadilan.

Kim Jong Un dan Donald Trump sesaat akan menandatangani dokumen kesepakatan hasil pertemuan puncak mereka di Singapura,12 Juni 2018.

Dilansir dari Channel News Asia, Ng Kheng Wah menghadapi 161 dakwaan, yang terdiri dari tuduhan kecurangan dan pelanggaran peraturan di bawah Undang-undang Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Ng, direktur OCN Singapura yang disebut-sebu takan menjadi direktur anak perusahaannya, T Specialist International, membantah ia menjalankan toko ritel mewah di Korea Utara. Dia juga membantah menimbun mereka dengan barang-barang mewah yang dilarang.

Baca: Aniaya dan Lecehkan TKI, Pria Singapura Dipenjara 11 Bulan

Berbagai tuduhan menyebut Ng terlibat dalam konspirasi dengan T Specialist International, bersama dengan dua orang, Sherly Muliawan dan Li Ik, untuk memasok barang-barang mewah kepada seseorang di Republik Rakyat Demokratik Korea pada 2011.

T Specialist International menghadapi 88 dakwaan dan kasus ini akan disidangkan bulan depan. Dalam salah satu dari 161 tuduhan, Ng dituduh diduga bersekongkol dengan perusahaan perdagangan grosir T Spesialis dalam memasok parfum dan kosmetik senilai lebih dari S$ 38.000 atau Rp 400 juta ke sebuah toko di Korea Utara.

Ng juga didakwa bersekongkol dengan terlibat dalam persekongkolan dengan kaki tangan Wang Zhi Guo untuk menipu bank-bank termasuk CIMB Bank Berhad dan DBS Bank.

Salah satu transaksi melibatkan pengeluaran faktur palsu untuk penjualan produk "Mie Instan Watari" senilai US$ 1.825.740 atau Rp 19 miliar, yang menyebabkan CIMB Bank Berhad melakukan pembayaran dalam jumlah tersebut ke perusahaan lain, Pinnacle Offshore Trading.

Baca: Diembargo Dunia, Ini Nasib Ekonomi Korea Utara

Memasok barang ke Korea Utara adalah pelanggaran peraturan di bawah Undang-Undang PBB, yang mana Ng dapat didenda hingga S$ 100.000 atau Rp 1 miliar dan dipenjara hingga lima tahun. Untuk pemalsuan dan pelanggaran dalam pengiriman barang, dia terancam penjara hingga 10 tahun dan didenda. Namun Ng keluar dengan jaminan S$ 500.000 atau Rp 5 miliar dan akan kembali ke pengadilan bulan depan.

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Negara di Dunia Bela UNRWA ketika Israel Tuntut Penghentian Dana

9 jam lalu

Foto yang dirilis pada 15 Februari 2024 menunjukkan sebuah lubang besar di pusat kesehatan UNRWA yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Gaza. UNRWA menyebut bahwa data terbaru menunjukkan 84 persen dari seluruh fasilitas kesehatan di Gaza telah mengalami dampak langsung dari serangan-serangan yang terus berlangsung. UNRWA/Handout via REUTERS
Negara di Dunia Bela UNRWA ketika Israel Tuntut Penghentian Dana

Philippe Lazzarini mengatakan saat ini ada "kampanye berbahaya" oleh Israel untuk mengakhiri operasi UNRWA di Gaza.


Curi Barang Mewah di Bandara Changi Singapura, Seorang Turis Ditahan Dua Bulan Kemudian

1 hari lalu

Jewel di Bandara Changi, Singapura. (foto: Jiachen Lin)
Curi Barang Mewah di Bandara Changi Singapura, Seorang Turis Ditahan Dua Bulan Kemudian

Turis wanita ini mencuri ikat pinggang dan produk kosmetik yang nilainya belasan juta di Bandara Changi Singapura.


10 Negara dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia, Ada Tetangga RI

1 hari lalu

Marina Bay Sands, hotel dan resor ikonik Singapura (TEMPO/Mila Novita)
10 Negara dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia, Ada Tetangga RI

10 negara dengan biaya hidup tertinggi pada 2024, Singapura masuk.


Tim Khusus PBB Sebut Iran dan Israel Sama-sama Langgar Hukum Internasional

1 hari lalu

Tim Khusus PBB Sebut Iran dan Israel Sama-sama Langgar Hukum Internasional

Lima orang pelapor khusus PBB menilai Iran dan Israel sama-sama melanggar hukum internasional dalam serangan berbalas baru-baru ini.


Kepala BMKG Beberkan Sejumlah Hambatan Skema Peringatan Dini Bencana di Forum PBB

1 hari lalu

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menghadiri 2nd Stakeholders Consultation Meeting, the 10th World Water Forum di Bali, Kamis, 12 Oktober 2023. (BMKG)
Kepala BMKG Beberkan Sejumlah Hambatan Skema Peringatan Dini Bencana di Forum PBB

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati membahas masalah kesenjangan sistem peringatan dini bencana di forum UN OCean Decade di Spanyol.


Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

2 hari lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.


PM Singapura Lee Hsien Loong Umumkan akan Mundur pada 15 Mei 2024

2 hari lalu

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong berjabat tangan dengan Lawrence Wong saat konferensi pers di Istana, di Singapura 16 April 2022. SPH Media/The Straits Times/Lim Yaohui via REUTERS
PM Singapura Lee Hsien Loong Umumkan akan Mundur pada 15 Mei 2024

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengumumkan pengunduran dirinya mulai 15 Mei 2024


PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

2 hari lalu

Kepala IAEA, Rafael Grossi. Reuters
PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pada Senin khawatir mengenai kemungkinan Israel menargetkan fasilitas nuklir Iran.


Kementerian Luar Negeri Iran: Serangan Balasan Tehran ke Israel bagian dari Membela Diri

4 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Iran: Serangan Balasan Tehran ke Israel bagian dari Membela Diri

Kementerian Luar Negeri Iran sebut Iran berhak membela diri dari serangan Israel seperti yang diatur dalam pasal 51 Piagam PBB


PBB Mengutuk Serangan Drone dan Rudal Iran ke Israel

4 hari lalu

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres tiba di bandara Al Arish, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Mesir, 20 Oktober 2023. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
PBB Mengutuk Serangan Drone dan Rudal Iran ke Israel

Sekretaris Jenderal PBB mengutuk keras serangan udara Iran terhadap Israel, mengatakan kawasan Timur Tengah dan dunia "tidak mampu" berperang lagi.