TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Arab Saudi mengatakan, sektor industri film dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi 90 ribu orang, baik sebagai tenaga kerja tetap maupun paruh waktu pada 2020.Pengunjung mengemil popcorn saat menyaksikan film perdana yang diputar di King Abdullah Financial District Theater, di Riyadh, Arab Saudi, 18 April 2018. Arab Saudi, kerajaan Islam yang sangat konservatif, pernah memiliki beberapa bioskop pada tahun 1980-an, tetapi ditutup karena meningkatnya pengaruh ulama garis keras. (AP Photo/Amr Nabil)
Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang pejabat di Kamar Dagang dan Industri Arab Saudi, Mohammed Alawi, di Jeddah pada Rabu, 18 Juli 2018. "Kami berharap jumlah gedung bioskop di Kerajaan mencapai 2.000," katanya seperti dikutip koran setempat, Saudi Okaz.
Baca: Bioskop Pertama Arab Saudi Resmi Dibuka
Alawi menjelaskan, pekerjaan di industri perfilman itu mudah dan tidak membutuhkan ketrampilan khusus. "Banyak sekali pekerjaan yang disediakan di sektor ini, baik untuk kaum pria maupun wanita," paparnya sebagaimana dilaporkan Middle East Monitor.Seorang pria Saudi menonton film, "Menahi," yang diproduksi oleh perusahaan milik Pangeran Alwaleed bin Talal, di pusat budaya yang dikelola pemerintah, di Riyadh, Arab Saudi, 2009. Black Panther akan menjadi film komersial pertama yang ditayangkan di bioskop Arab setelah dilarang selama 35 tahun. AP
Arab Saudi untuk pertama kalinya membuka gedung bioskop pada 18 April 2018, setelah lebih dari tiga dekade dilarang.
Baca Juga:
Baca: Warga Arab Saudi Mengeluh, Tiket Bioskop Terlalu Mahal
Kebijakan membuka kembali gedung bioskop bagi rakyat Arab Saudi tak lepas dari sikap Putra Mahkota Mohammed bin Salman di bidang sosial, kebudayaan, politik dan ekonomi. Sejak diangkat menjadi Putra Mahkota pada Oktober 2017, bin Salman mengembalikan Arab Saudi menjadi penganut Islam modern.