TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Ryanair membatalkan 600 penerbangan pekan depan sebagai dampak dari aksi mogok kerja terbesar awak kabin.
Aksi mogok akan digelar dua hari, pada 25-26 Juli 2018, untuk mendesak perusahaan memenuhi 34 tuntutan mereka.
Baca: Pipis di Maskapai Ryanair Harus Bayar
Maskapai Irlandia ini diguncang aksi mogok kerja sejak 12 Juli ketika sejumlah pilot untuk pertama kali menggelar aksi mogok kerja. Lalu pada Jumat ini, Ryanair akan membatalkan 24 penerbangan lantaran sejumlah pilot untuk kedua kalinya melakukan mogok kerja.
Sementara itu, awak kabin maskapai terbesar di Eropa dari segi jumlah penumpang tersebut telah mempublikasikan daftar 34 tuntutan mereka ke manajemen pada 4 Juli lalu, termasuk upah hidup yang adil, seperti pembayaran saat sakit dan kontrak kerja menggunakan bahasa mereka.
Awak kabin Ryanair juga mengeluhkan keharusan mereka membayar air minum saat terbang dan harus datang ke tempat kerja saat sakit untuk menuliskan secara detail keluhan sakit mereka.
Baca: Pelayanan Buruk, Maskapai Ryanair Didenda Rp 7,9 M
Pihak Ryanair menilai tuntutan para awak kabin tidak berdasar.
"Aksi ini sesungguhnya tidak berdasar dan tidak meraih apa pun kecuali mengganggu liburan keluarga," ujar Ryanair dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 18 Juli 2018.
Tak mau kalah dengan awak kabin, Ryanair kemudian mempublikasikan daftar manfaat yang diterima awak kabin di akun Twitter-nya pada Rabu. Daftar itu juga memuat gaji awak kabin sebesar 40 ribu euro per tahun.
Menurut maskapai ini, staf Ryanair menerima kondisi kerja yang terbaik di Eropa dibanding maskapai penerbangan berbujet murah.
Ryanair dalam laporan keuangannya memperoleh untung 1,45 miliar euro pada 31 Maret 2018.
Baca: Muak dengan delay, penumpang pesawat keluar dari pintu darurat
Meski begitu, pihak Ryanair menyatakan akan duduk dan berdiskusi dengan mereka.
"Kami akan tetap berpikiran terbuka," ujar pihak Ryanair.
Ryanair, yang terbang ke 37 negara dan membawa 130 juta penumpang tahun lalu, menghindari aksi mogok kerja meluas sebelum Natal dengan memutuskan mengakui serikat kerja untuk pertama kali dalam 32 tahun.