TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Raja Malaysia, Sultan Muhammad V, meminta masyarakat untuk tenang dan menjaga persatuan di tengah munculnya ketegangan antar etnis pasca kalahnya Partai Umno, yang berbasis dukungan Melayu.
Koalisi Pakatan Harapan, yang dimotori Partai Keadilan Rakyat dan berbasis Melayu, Partai DAP, yang berbasis etnis Cina, dan Partai Pribumi Bersatu Malaysia, memenangkan pemilu yang digelar pada 9 Mei 2018.
Baca:
Sidang Pertama Parlemen, Oposisi Malaysia Walk Out
Pertama Kali Jemaah Haji Malaysia Jajal Jalur Mekkah
Sultan menyampaikan pesan ini dalam pidato pelantikan anggota parlemen atau Dewan Rakyat Malaysia, yang berlangsung pada Selasa, 17 Juli 2018.
“Elemen-elemen dan tindakan negatif, yang mengancam integritas dan harmoni harus dihilangkan. Berhenti mengangkat isu sensitif antar etnis,” kata Raja dalam pidato sesi pertema Dewan Rakyat seperti dilansir Straits Times.
Sultan Muhammad V sempat berseloroh pada awal pidatonya ini dengan mengatakan,”Silahkan duduk semua dan jangan lari.”
Baca:
Cina Bantu Malaysia Lacak Keberadaan Jho Low
Terdakwa Isu 1MDB, Najib Razak Jadi Oposisi Parlemen Malaysia
Pernyataan ini sepertinya ditujukan kepada anggota parlemen dari koalisi Umno dan PAS, yang saat ini menjadi oposisi dan sempat melakukan aksi walk out pada pembukaan parlemen pada 16 Juli 2018. Mereka memprotes penunjukkan ketua Dewan Rakyat, Mohamad Ariff Yusof.
Raja Malaysia, Sultan Muhammad V, melantik jajaran kabinet berisi 13 menteri, yang dipimpin PM Mahathir Mohamad dan Wakil PM, Wan Azizah Wan Ismail, di Istana Negara, pada Senin, 21 Mei 2018. Malaysia Decides
Malaysia terdiri dari etnis Muslim Melayu yang mencapai 60 persen dari 32 juta populasi. Ini diikuti etnis Cina dan India.
Lokman Adam, anggota Umno, mengatakan ada ketegangan etnis di Malaysia saat ini. “Hubungan antar etnis agak menegang. Melayu merasa resah. Kami merasa Islam diperlakukan buruk (oleh pemerintahan baru),” kata dia.
Lokman beralasan,”Pemerintah baru tidak mampu melindungi hak-hak Melayu, Islam dan bahasa Melayu serta penguasa Melayu.”
PM Malaysia, Mahathir Mohamad, yang mengalahkan Najib Razak pada pemilu kemarin, merupakan orang Melayu beragama Islam. Mahathir sempat menjadi PM selama 22 tahun hingga 2003.
Mahathir awalnya merupakan petinggi Partai Umno, yang kemudian keluar karena berbeda pendapat dengan Najib soal penanganan skandal 1MDB, yang diduga merugikan negara puluhan triliun rupiah. Najib saat ini sedang menjalani persidangan untuk dugaan menerima suap sekitar Rp150 miliar berupa transfer dari SRC International, sebuah unit usaha pelat merah Malaysia, ke rekening pribadinya.