TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Komunis Kuba mulai menyediakan fasilitas internet pada ponsel kendati masih untuk kalangan terbatas. Kebijakan ini ditujukan untuk membangun layanan internet seluruh Kuba yang ditargetkan rampung pada akhir tahun dan sebuah langkah awal membuka konektifitas Kuba dengan negara-negara lain di dunia.
Situs thestar.com.my pada Selasa, 17 Juli 2018, melaporkan kebijakan ini juga bagian dari kampanye Presiden Kuba yang baru, Miguel Diaz-Canel, yang ingin memperluas akses internet demi mendorong ekonomi Kuba dan membantu masyarakat Kuba mempertahankan revolusi mereka.
Baca: Kuba Perlonggar Visa ke Luar Negeri
Wartawan dari media-media pemerintah Kuba masuk dalam kelompok kalangan yang medapatfasilitan ini pada tahap pertama. Layanan internet pada ponsel ini dimonopoli oleh operator-operator plat merah.
"Ini adalah sebuah perubahan radikal. Saya sekarang bisa memperbaharui berita dari mana posisi saya berada, termasuk di lokasi terjadinya berita," kata Yuris Norido, 39 tahun, wartawan.
Baca: Bersejarah, Rolling Stones Menggoyang Kuba!
Terkait hal ini, sejumlah analis berpandangan perluasan akses internet akan melemahkan kontrol pemerintah Kuba terhadap hak masyarakat mendapatkan informasi. Selama ini, Kuba dikenal telah memonopoli media. Negara ini juga sangat menentang perbedaan pendapat di masyarakat dan memblokir situs-situs pengkritik pemerintah Kuba.
Situs ETECSA menuliskan, sejak Desember 2017, sejumlah kostumer diantaranya perusahaan dan kedutaan-kedutaan sudah bisa membeli paket data untuk ponsel. Dalam keterangannya, ETECSA mengatakan layanan internet untuk ponsel akan diperluas hingga ditargetkan melayani lima juta kostumer atau sekitar separuh dari populasi masyarakat Kuba pada tahun ini.
Kuba telah sangat tertinggal dalam layanan akses internet. Hingga 2013, internet sebagian besar hanya tersedia di tempat-tempat umum, hotel dan tempat wisata di Kuba. Namun sekarang, pemerintah Kuba telah menjadikan peningkatan konektivitas sebagai prioritasybercafe danotspot WiF perlahan-lahan mulai menghubungkan rumah pada layanan internet.
Dalam sebuah dokumen perencanaan pada 2015tnya yang bocor, disebutkan Kuba berencana menghubungkan setidaknya separuh dari jumlah keseluruhan rumah tangga di Kuba pada layanan internet dan 60 persen pengguna ponsel pintar akan mendapat fasilitas internet pada 2020.
Terobosan pemerintah Kuba ini nampaknya mendapat banyak tantangan. Sebab sebagian besar pemilik ponsel pintar di Kuba mengeluh jaringan yang masih menggunakan teknologi 3G, padahal sebagian besar negara-negara Amerika Latin telah beralih ke teknologi 4G, dan 5G yang sudah masuk fase pengujian terakhirnya.
Harga paket data yang mahal, juga telah membuat semua orang tidak bisa menikmati akses internet. Stspotaaat ini, Kuba membebankan US$ 1 per jam untuk menikmati layanan internet, harga itu cukup mahal dibandingkan dengan upah bulanan masyarakat yang rata-rata US$ 30 per bulan.