TEMPO.CO, Jakarta - Demonstrasi pecah di sejumlah kota di Irak dalam beberapa pekan ini untuk memprotes saluran air dan kedekatan pemimpin mereka dengan Iran.
Dalam rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan para pengunjuk rasa menyerang sejumlah kantor partai politik yang memiliki hubungan dengan Iran.
Baca: Polisi Irak Tembaki Penyerbu Gedung Pemerintah
Pembentukan aliansi politik Irak merupakan langkah serius untuk membentuk pemerintahan baru di Baghdad, Sabtu, 14 Juli 2018.
"Kantor yang dibakar itu milik milisi Badr, Partai Dawah dan Gerakan Kearifan Nasional," Al Arabiya melaporkan, Selasa 17 Juli 2018.
Gambar rekaman video yang beredar pada Ahad, 15 Juli 2018, itu memperlihatkan foto mantan Pemimpin Agung Iran, Ayatullah Ruhollah Khomeini, dibakar di jalan utama di Provinsi Basra.
"Pengunjuk rasa melanjutkan aksinya di Basra menentang pengaruh Iran selama bertahun-tahun, terutama air untuk kami berubah menjadi garam. Hal itu disebabkan drainase dialirkan oleh Iran ke Sungai Shatt al-Arab," kata Abu Ahmad al-Mansoori, salah satu pengunjuk rasa di Basra, kepada Al Arabiya.Polisi Irak berjaga-jaga menghalau demonstran di Bagdad, 8 Februari 2017. [ Murtadha Sudani - Anadolu Agency]
Kota minyak Basra dan beberapa kota di selatan Irak remuk redam, khususnya setelah pemeritah dikuasai oleh kelompok Syiah yang menjungkalkan Presiden Saddam Hussein.
Iran-Irak pernah terlibat perang pada 1980-1988, tak lama setelah kelompok Islam Iran melakukan revolusi menurunkan Sah Reza Pahlevi.
Baca: Irak Bangun Pagar Perbatasan dengan Suriah, Untuk Cegah ISIS
Menurut sejumlah sumber, Perang Iran-Irak disulut oleh masalah perbatasan kedua negara yang berlarut-larut tak pernah selesai. Selain itu, Presiden Irak Saddam Hussein sangat khawatir atas meningkatnya kekuatan Syiah Iran mempengaruhi negaranya.