TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan membocorkan bagaimana agen mata-mata Israel, Mossad, menyelundupkan dokumen nuklir Iran yang dipaparkan oleh Benjamin Netanyahu sebagai bukti pengayaan nuklir Iran. Namun materi itu tidak memberikan bukti bahwa Iran gagal mematuhi perjanjian nuklir 2015 dengan kekuatan dunia.
Dilaporkan Associated Press, 16 Juli 2018, informasi yang diungkap pada Minggu menjelaskan lebih rinci tentang operasi Mossad yang tidak diungkap oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada April lalu, ketika ia menyebutnya sebagai rahasia dokumen nuklir Iran yang berasal dari tahun 2003.
Baca: Rusia: Israel Anggap Kehadiran Iran di Suriah Mengganggu
Benjamin Netanyahu mengatakan 55.000 halaman dokumen dan 183 CD program Iran yang dijuluki "Proyek Amad" memberikan alasan lebih banyak bagi Presiden Donald Trump untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia. Iran membantah tuduhan dan seluruh dokumen itu palsu.
Dilansir Haaretz, operasi Mossad mencuri file yang berkaitan dengan program nuklir Iran dilakukan pada 31 Januari. Para agen Mossad masuk ke sebuah gudang di sebuah kawasan industri di Teheran, Iran, dan menurut laporan itu, para agen memiliki waktu enam jam dan 29 menit untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum pergantian shift tiba pada pukul 7 pagi. Selama waktu yang terbatas ini, mereka menonaktifkan alarm, menerobos dua pintu, membakar lusinan lemari besi dan melarikan diri dari kota dengan membawa dokumen.
Foto ruang uji coba yang digunakan untuk melakukan eksperimen eksplosif tinggi untuk bom nuklir milik Iran.[Haaretz]
Para agen membawa alat las yang bisa membakar sekitar 2.000 derajat Celsius untuk memotong brankas. Laporan itu menunjukkan bahwa Israel mungkin memiliki bantuan dari orang dalam, karena ia mengatakan bahwa agen-agen Mossad tahu persis lemari besi mana yang harus dibobol dan meninggalkan tidak menyentuh barang yang tidak perlu. Pada malam hari, para agen melarikan diri dengan setengah ton materi rahasia, termasuk 50.000 halaman dan 163 CD berisi file, video, dan rencana program.
Iran mulai menyimpan file-nya di gudang setelah menandatangani perjanjian penting 2015 tentang program nuklirnya dengan Amerika Serikat, negara-negara Eropa, Rusia dan Cina. Kesepakatan itu memberi pengawas nuklir PBB akses ke situs-situs nuklir yang dicurigai di Iran.
Baca: Jurnalis Kurdi: Mossad Gagalkan Pembunuhan Pemimpin Arab
Israel mengklaim bahwa setelah menandatangani perjanjian, rezim Iran mengumpulkan file dari seluruh negeri tentang program nuklir, menyimpannya di gudang. Gudang itu tidak dijaga sepanjang waktu agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Laporan itu lebih lanjut menyatakan bahwa para pejabat Israel mengatakan Teheran menerima bantuan untuk program nuklirnya dari Pakistan dan dari para ahli asing lainnya. Laporan lain dari Washington Post, mengatakan bahwa Iran berada di ambang tahap teknologi pembuatan bom inti ketika program dengan kode nama Proyek Amad, dihentikan sekitar 15 tahun yang lalu.