Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melestarikan Sejarah ala Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika

image-gnews
Menlu Retno Marsudi berfoto bersama Sahabat Museum Konferensi Asia-Afrika saat acara
Menlu Retno Marsudi berfoto bersama Sahabat Museum Konferensi Asia-Afrika saat acara "TalkWith#MenluRetno Beyond The Bandung Spirit" di Bandung, Jawa Barat, 14 Juli 2018.[Tempo/Eka Yudha]
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMuseum adalah wadah bagi pengenalan sejarah. Sebagai tempat edukasi sekaligus wisata, museum di Indonesia kerapkali dipandang tidak mengasyikan atau sekadar penyimpan koleksi barang-barang tempo dulu. Berbagai upaya dilakukan oleh lembaga pemerintah maupun kelompok di luar pemerintah untuk mengubah pandangan museum ini. Salah satu gerakan yang menggiatkan museum sebagai sesuatu yang menyenangkan adalah Sahabat Museum Asia Afrika. Gerakan ini berupaya untuk mengubah stigma museum yang sepi menjadi sesuatu yang menyenangkan dan diterima melalui budaya populer.

"Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika itu digagas oleh saya dan teman saya, Deni Rahman. Awalnya dari cikal bakal klub membaca kemudian pada tahun 2009 mulai terpikir dan mengajak teman-teman untuk memakmurkan museum. Titik awalnya dari klub baca dan melahirkan klub-klub lain. Gerakan ini dibentuk seiring dengan gerakan cinta museum pada 2010," ungkap Adew Habtsa, salah satu penggagas Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika, saat menghadiri acara "TalkWith#MenluRetno Beyond The Bandung Spirit" di Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, 14 Juli 2018.

Baca: Menlu Retno Marsudi: Lestarikan Sejarah dengan Mencintai Museum

Terlihat salah satu anggota Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika sedang membaca buku. Salah satu acara rutin klub baca Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika adalah "Tadarusan Buku" [Adew Habtsa via Tempo]

Adew mengatakan gerakan Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika saat ini memiliki anggota sekitar 300 orang yang terdiri dari berbagai klub mulai dari 12 klub, mulai dari klub membaca hingga klub teater dan musik. Gerakan ini berupaya membawa sejarah terutama melalui museum ke generasi muda. Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika juga terlibat dalam acara museum sekaligus menjadi mitra acara.

"Setiap klub memiliki agenda masing-masing. Karena kita mitra Museum Konferensi Asia Afrika, maka kita membantu acara yang berkaitan dengan museum, misalnya HUT Konferensi Asia Afrika. Acara semacam ini digerakan juga oleh Sahabat Museum KAA dalam setiap program Museum KAA yang notabene-nya di bawah naungan Kemenlu," tambah Adew.

Menurut Adew setiap klub memiliki agenda masing-masing, seperti klub membaca yang ia koordinir, memiliki acara rutin "Tadarusan Buku" setiap pekan. Acara rutin ini merupakan diskusi buku yang berkaitan dengan sejarah, budaya, sastra dan filsafat. Selain itu Sahabat Museum KAA juga melestarikan museum dan sejarah dengan membawa budaya populer sebagai medianya. Klub-klub Sahabat Museum KAA menghasilkan karya tulis dan seni seperti novel, puisi, gambar, karikatur, musik, teater dan lainnya.

Anggota klub membaca Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika berpose. Penggagas klub membaca Adew Habtsa (paling kanan bawah) membentuk gerakan Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika untuk melestarikan sejarah.[Adew Habtsa via Tempo]

"Ini upaya yang terus diperbincangkan oleh teman-teman bagaimana museum tidak berjarak dengan warga dan mencoba menyentuh situasi generasi masa kini dengan memasuki dunia mereka masing-masing, bisa dengan musik, sastra, atau dengan cara yang lebih populer. Kami merasa semangat Bandung ini bisa diterapkan di diri kita masing-masing, seperti tadi, bisa dibuat novel, atau gambar, karikutir, karena benteng pertahanan terakhir kemanusiaan adalah museum. Semakin memahami masa lalu semakin siap menghadapi masa depan," ujar Adew.

Pengunjung gunakan pakaian ala pejuang pada pembukaan pameran foto "Membangun Asia Afrika: Menuju 60 Tahun KAA" di Museum KAA, Gedung Merdeka, Bandung, Jabar, 12 Agustus 2014. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

Sahabat Museum KAA juga mempopulerkan budaya membaca seperti di mall atau di tempat umum lainnya. Adew mengaku mendapat tawaran dari mall-mall atau perpusatakaan, atau kerjasama dengan museum lain. Menurutnya ini adalah upaya gerakan ini untuk mulai membuka diri untuk tidak eksklusif. Selain itu, Sahabat Museum KAA juga sering melakukan napak tilas ke makam Bung Karno atau tokoh nasional lainnya.

Baca: 5 Aturan Yang Harus Dicermati di Museum Sejarah Jakarta

Adew menilai semangat Bandung sebagai "Kota Asia Afrika" bukan hanya pada Konferensi Asia Afrika, tetapi juga Dasasila Bandung yang telah menjadi semacam "Pancasila" internasional bagi negara Asia Afrika. Menurutnya Konferensi Asia Afrika masih relevan dengan zaman sekarang. Adew berharap bisa terus melestarikan sejarah melalui museum dan klub membacanya.

"Tantangan saya tetap belajar di klub membaca dan berharap untuk terus konsisten," tukas Adew.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

2 hari lalu

Patung Raja Ramses II terlihat dalam perjalanan ke Museum Agung Mesir di Kairo, Mesir 25 Januari 2018. REUTERS
Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri


Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

3 hari lalu

Sejumlah wisatawan mengunjungi Istana Anak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis 11 April 2024. Pengelola TMII menyebutkan sekitar 20.000 wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut pada hari kedua Lebaran 2024 (data terakhir pukul 15.00 WIB) dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat hingga Minggu (14/4) atau H+3 Lebaran. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berusia 49 tahun, suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Ada apa saja di sana?


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

4 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

5 hari lalu

Rumah Limas tampak depan. Rumah limas khas Palembang ini dibangun pada 1830. Saat ini rumah Limas menjadi koleksi Museum Balaputra Dewa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

Kedua rumah limas di Palembang ini pernah muncul di uang pecahan Rp10.000, dibangun tahun 1830-an.


Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

6 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD (ketujuh kanan), Ketua MPR Bambang Soesatyo (delapan kanan) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (keenam kanan) dan puluhan delegasi pimpinan MPR negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) foto bersama seusai pembukaan Konferensi Internasional secara resmi di Gedung Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Selasa 25 Oktober 2022. Konferensi Pimpinan MPR Negara-negara OKI tersebut merupakan pertemuan Internasional untuk membahas forum MPR dalam mewujudkan perdamaian dunia dan penguatan parlemen dari negara-negara Islam. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.


6 Museum di Inggris Menyimpan Barang-barang Aneh

17 hari lalu

Bubblecar Museum. Instagram.com/@thebubblecarmuseum
6 Museum di Inggris Menyimpan Barang-barang Aneh

Museum-museum ini menampilkan koleksi yang aneh dan unik, misalnya kipas, mesin pemotong rumput, teko hingga mobil mikro


Melihat Kehidupan Masa Depan di Museum of The Future Dubai, Berapa Harga Tiketnya?

17 hari lalu

Museum of The Future Dubai pada 21 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Melihat Kehidupan Masa Depan di Museum of The Future Dubai, Berapa Harga Tiketnya?

Selama dua tahun buka, Museum of The Future telah didatangi lebih dari dua juta pengunjung dari 173 negara.


Dua Jam Menjelajahi Museum of The Future Dubai, Masuk ke Stasiun Luar Angkasa dan Menikmati Spa Futuristik

17 hari lalu

Museum of The Future Dubai pada 21 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Dua Jam Menjelajahi Museum of The Future Dubai, Masuk ke Stasiun Luar Angkasa dan Menikmati Spa Futuristik

Stasiun luar angkasa OSS Hope adalah tujuan pertama pengunjung selama berada di Museum of The Future.


21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

31 hari lalu

Perayaan hari jadi Museum Layang-Layang ke-21 di Pondok Labu, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 23 Maret 2023.  TEMPO/S. Dian Andryanto
21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.


7 Destinasi Wisata Gratis di Hong Kong

33 hari lalu

Big Budha, Lantau, Hong Kong. Instagram.com/Nadine Marfurt
7 Destinasi Wisata Gratis di Hong Kong

Kalau merencanakan perjalanan dengan tepat, wisatawan dapat merasakan banyak hal di Hong Kong dengan gratis.